Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Simfoni Hitam: Elegi Cinta Abadi

7 April 2024   16:56 Diperbarui: 7 April 2024   16:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Simfoni Hitam: Elegi Cinta Abadi

Di atas panggung megah nan kelam,
Terlukis simfoni duka yang tak terkira.
Nada-nada pilu mengalun bagai tangisan,
Menceritakan akhir cinta yang abadi.

Dua insan yang terikat erat,
Terpisahkan oleh takdir yang kejam.
Cinta mereka yang bagaikan simfoni indah,
Kini hancur berkeping-keping, tinggalah kenangan pahit.

Air mata mengalir tanpa henti,
Membasahi pipi yang pucat pasi.
Rasa sakit dan penyesalan menyelimuti hati,
Menyiksa jiwa yang tak berdaya.

Simfoni hitam mengalun syahdu,
Menemani malam yang sunyi dan kelam.
Bagaikan nyanyian duka yang tak berujung,
Menandai akhir cinta yang tragis dan memilukan.

Namun, di balik melodi yang pilu,
Tersimpan secercah harapan yang tak terpadamkan.
Kenangan indah tentang cinta mereka,
Akan selalu hidup di dalam hati yang terdalam.

Simfoni hitam, akhir cinta yang abadi,
Meninggalkan luka yang tak terobati.
Namun, cinta mereka takkan pernah terlupakan,
Akan selalu dikenang sepanjang masa.

Simfoni Hitam: Akhir Cinta Abadi

Di atas panggung megah nan kelam,
Terlukis simfoni duka yang tak terkira.
Nada-nada pilu mengalun bagai tangisan,
Menceritakan akhir cinta yang abadi.

Dua insan yang terikat erat,
Terpisahkan oleh takdir yang kejam.
Cinta mereka yang bagaikan simfoni indah,
Kini hancur berkeping-keping, tinggalah kenangan pahit.

Air mata mengalir tanpa henti,
Membasahi pipi yang pucat pasi.
Rasa sakit dan penyesalan menyelimuti hati,
Menyiksa jiwa yang tak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun