Infrastruktur yang dibangun dengan tekad dan kecermatan menciptakan fondasi yang kokoh, mendukung kehidupan yang makmur dan berkelanjutan.
Seiring Simfoni Urban terus memainkan melodi keindahan dan kebersamaan di kota ini, ruang publik menjadi panggung untuk inspirasi dan imajinasi.
Puisi Yoga Prasetya tentang pengamen di terminal Probolinggo
Di dalam dada yang sunyi, terdengar simfoni, Perenungan kehidupan
Dalam malam yang sunyi, simfoni keheningan melahirkan pesona tak terlukiskan.
Puisi 7 baris (septime) tentang perjalanan hidup
Mereka adalah ular di liangnya. Kulit warna-warni mereka berjoget dan bergoyang. Wajah mereka dicat seperti lukisan Renaisans salah musim.
mari saling mengusahakan takdir yang dapat diikhtiarkan.
Puisi simfoni jiwa berkisah mengenai harmonisasi nada-nada dalam cinta
Rindu bisa menjelma dalam gerimis yang turun secara perlahan di kala hujan.
Selain pengakuan dosa dan rintihan doa, apalagi hal terindah yang didengar Tuhan dari makhluknya?
Puisi pendek mengungkapkan ingatan pada perasaan yang sepi dan berat hati.
Puisi tentang keadaan dan suasana pada pagi hari di kota Medan
Dan simfoni 10 terselesaikan pula setelah rentang ratusan tahun itu tanpa Beethoven, tanpa rindunya yang kacau.
Dunia menghadirkan pilihan-pilihan hidup, Dan kita menangkap kemudinya, Sesuatu telah bermula sebagai mata air cinta, cita dan iradat
cinta kasih rindu, mencintai makhluk ciptaan tuhan, makna sebatang pohon
Hujan Menjelma SuaraApakah yang Kau dapat defenisikan dari hujan ?Rinainya tak beraturanSekehendaknya pergi dan datangIa tega membasahi jalan-jalanSed
Padamu Kekasih Inspirasi; Kompasiana*Persembahan Puisi 12 Tahun KompasianaSelamanya kita akan bersamaKuucapkan dengan rasa paling geloraSebagai ungkap
Sudah lazim Aku merasakan kehangatan senja Menari-nari Setelah sore beranjak Malam menyambut mesra Di pelataran
Di antara sore, malam dan purnama menanti ketidakpastian yang sempurna.