Jejakmu Terkubur dalam Simfoni Asing
 Oleh :Siti Alia Zahra
Â
Kutersesat dalam pojok aksara,
Tatkala tawamu melingkar di sumbu euforia yang bukan aku.
Senyummu,laksana pelangi tanpa spektrum
Mengambang di cakrawala yang tak lagi kusebut rumah.
Kita pernah selaras dalam ritus harian,
Menyulam canda dari benang luka dan pelipur.
Namun semenjak bayang itu merambat diam-diam,
Langkahmu menjauh bagai gema yang ditelan kabut purba.
Aku tak ingin jadi penjaga reruntuhan rasa,
Namun dada ini kerap dilanda badai tak bernama.
Mengapa gelagatmu menjelma sandi tak terurai,
Sedangkan aku masih terpenjara dalam bahasa kita yang dahulu?
Kecemburuan ini bukan bara yang menghanguskan,
Melainkan residu rindu yang tertahan di nadi bisu.
Sahabat, tak ingin aku membelenggu sayapmu,
Hanya bertanya dalam senyap
Masihkah aku pelabuhanmu saat angin menolak bersahabat?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI