Seniman komik dari Medan bernama Zam Nuldyn. Dia sering disebut pendorong utama. Terutama komik cerita rakyat Melayu. (Tirto.id, 2022).Â
Ia dikenal luas karena kemampuannya. Ia memadukan folklor lokal. Dengan riset pustaka yang mendalam. Namun klaim "lokomotif penggerak" itu. Perlu ditinjau lebih cermat lagi.Â
Analisis ini membahas kontribusi Zam Nuldyn. Sekaligus mengevaluasi klaim tersebut. Dengan perspektif yang lebih luas. Serta didukung oleh banyak fakta.
Kontribusi Zam Nuldyn telah terverifikasi. Zam Nuldyn lahir di Labuhan Deli. Pada tanggal 31 Desember 1922. Ia wafat pada 11 Maret 1988.Â
Zam Nuldyn sosok yang sangat produktif. Terutama di dunia komik Indonesia. (Kaori Nusantara, 2021; KomikIndonesia.com).Â
Ia menghasilkan banyak sekali karya. Karyanya bertema cerita rakyat. Dengan dedikasi yang sangat tinggi. Serta kapasitas produksi yang besar.Â
Contohnya pada tahun 1961. Ia ciptakan tujuh komik rakyat. Lalu satu komik tema detektif. Ini menunjukkan betapa aktifnya dia. (Tirto.id, 2022).Â
Komik terkenalnya adalah Datuk Seruwai (1960). Lalu ada Ratu Karimata (1961). Juga Dewi Krakatau (1961). Serta Panglima Denai (1961). (Tirto.id; Deras.co.id, 2023).
Zam Nuldyn juga dikenal sangat gemar. Ia menelusuri asal nama tempat. Terutama yang ada dalam ceritanya.Â
Misalnya di komik Merak Jingga. Ia kulik asal nama kota. Yaitu Kota Bagan Siapi-api. Dalam Panglima Denai ada kisah lain. Kisah buaya Silinda punya hubungan. Dengan nama daerah Silinda.Â
Di Deli Serdang. Bahkan nama karakter dari komiknya. Seperti karakter Alang Jermal. Kini jadi nama jalan di Medan. Ini menambah kekayaan narasi karyanya.