Musik adalah seni yang memiliki kekuatan luar biasa. Ia mampu membangkitkan emosi, membangunkan kenangan lama, bahkan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Namun, bagaimana jika ada sebuah komposisi musik yang bukan hanya menggugah perasaan, melainkan juga membawa dampak yang lebih ekstrem? Salah satu kisah paling misterius dalam dunia musik klasik adalah "Reverse Simfoni Kematian" karya Karl Mayer, sebuah simfoni yang konon dapat membawa pendengarnya ke dalam jurang kegilaan, bahkan kematian.
Banyak yang menganggap kisah ini sebagai mitos belaka, tetapi tidak sedikit pula yang percaya bahwa simfoni ini memang memiliki kekuatan gelap yang belum sepenuhnya dipahami oleh sains. Apakah benar ada nada dan harmoni yang dapat membahayakan jiwa manusia? Ataukah ini hanya sekadar legenda yang berkembang dari ketakutan kolektif manusia terhadap sesuatu yang tak mereka pahami?
Mengenal Karl Mayer Komponis Misterius dari Jerman
Nama Karl Mayer mungkin tidak setenar Beethoven, Mozart, atau Bach, tetapi di kalangan tertentu, ia dianggap sebagai sosok yang memiliki pendekatan unik terhadap musik. Lahir di Bavaria pada pertengahan abad ke-19, Mayer dikenal sebagai musisi yang tertutup dan eksperimental. Ia lebih sering bekerja dalam kesunyian, menciptakan komposisi yang tidak banyak diketahui publik.
Dokumen-dokumen sejarah menyebutkan bahwa Mayer tertarik pada teori-teori suara yang tidak lazim di zamannya. Ia bukan hanya mempelajari harmoni dan melodi, tetapi juga bagaimana musik dapat mempengaruhi pikiran manusia. Beberapa surat pribadinya yang ditemukan menyiratkan bahwa ia meyakini adanya keterkaitan antara frekuensi suara dan kondisi mental seseorang.
Salah satu teori yang menarik adalah bahwa Mayer bereksperimen dengan nada-nada tertentu yang mampu membangkitkan reaksi emosional yang ekstrem. Ia percaya bahwa kombinasi gelombang suara tertentu bisa menimbulkan perasaan takut, paranoia, bahkan halusinasi. Keyakinan inilah yang konon menjadi dasar dari penciptaan Reverse Symphonie des Todes---sebuah komposisi yang hingga kini masih menjadi misteri.
"Reverse Simfoni Kematian" Musik atau Kutukan?
Kisah tentang Reverse Symphonie des Todes pertama kali mencuat ke publik setelah serangkaian peristiwa aneh yang dikaitkan dengan komposisi ini. Menurut catatan sejarah, Mayer menyusun simfoni ini dalam periode yang cukup panjang, tetapi ia tidak pernah memainkannya di hadapan publik. Bahkan, beberapa orang yang pernah membaca partitur musiknya mengaku bahwa Mayer menuliskannya dengan sistem notasi yang tidak lazim, seolah-olah ia ingin menyembunyikan sesuatu di dalamnya.
Cerita yang paling terkenal adalah insiden tragis yang menimpa Johann Fleischer, seorang pianis muda yang mencoba memainkan simfoni ini pada tahun 1903. Fleischer ditemukan tewas di dalam ruang latihannya dengan ekspresi ketakutan yang sangat nyata di wajahnya. Para saksi yang melihat kondisi jenazahnya mengatakan bahwa tangannya masih berada di atas tuts piano, seolah-olah ia meninggal saat sedang bermain.
Laporan medis tidak menemukan penyebab kematian yang jelas, tetapi beberapa orang yang mengenal Fleischer menyebutkan bahwa ia sempat mengalami gangguan tidur dan paranoia beberapa hari sebelum kematiannya. Hal ini memperkuat anggapan bahwa simfoni tersebut memiliki pengaruh buruk bagi siapa pun yang mendengarnya.