Pada festival Qing Ming, hujan mengguyur deras,
pejalan kaki hilir mudik dalam kesedihan.
Mereka bertanya, dimana letak kedai minuman keras?
anak gembala menunjuk ke arah dusun Xinghua.
*Xinghua Cun – Dusun Bunga Aprikot, biasa dipakai untuk mengungkapkan keindahan dusun pedesaan.
Qing Jia Lu juga mengambarkan peristiwa Qing Ming pada masa Dinasti Qing dimana daun willow (dedalu) dijual di jalan, keluarga menaruh di pagar dan para petani memajang daun willow dengan harapan hasil panen yang lebih baik.
Perayaan Qing Ming Bangka
Perayaan Qing Ming dikenal dengan Chin Min di Bangka sebagai hari sembahyang kubur (makam) . Penghormatan terhadap leluhur adalah sebuah kewajiban sehingga pada hari Chin Min, orang-orang yang merantau akan pulang ke Bangka. Baik dari luar pulau Bangka, maupun dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Tiongkok Daratan. Bahkan jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pada saat Ko Ngian ( perayaan tahun baru Imlek). Selain itu, terdapat makna yang berarti dalam perayaan Chin Min bagi orang Tionghoa Bangka yaitu mengingatkan orang untuk mengetahui darimana ia berasal dan kesempatan melihat langsung kondisi ekonomi dan sosial keluarga sehingga dapat memberi bantuan.
