Zyra menoleh tajam. "Kamu tahu?"
Rafa menatap langit. "Sekolah ini menyimpan luka. Dan beberapa dari kita... bisa melihat bekas lukanya."
Zyra mengerutkan kening. "Maksudnya... luka siapa?"
Rafa tak langsung menjawab. Tapi ia berdiri, melangkah ke pinggir atap.
"Kalau kamu cukup kuat, kamu bakal tahu sendiri jawabannya."
Zyra menatap punggung Rafa yang diterpa angin. Matanya tajam, tapi ada luka yang belum sembuh. Luka yang seolah dia lindungi dengan jarak, dingin, dan diam.
Tapi Zyra tahu satu hal:
Dia tidak akan membiarkan Rafa menghadapi semuanya sendirian.
Bab 6
Hari itu hujan turun deras, membasahi kaca jendela kelas. Suasana jadi sendu, dan pelajaran terasa berjalan lebih lambat dari biasanya.
Zyra duduk termenung. Pikirannya masih dipenuhi bayangan yang ia lihat kemarin. Tapi ada satu hal yang lebih mengganggunya---Rafa.