"Sesuatu pernah... tertinggal di sana," jawab Rafa, lalu berbalik pergi tanpa menunggu reaksi.
Giselle langsung memeluk lengan Zyra. "Oke, aku resmi takut."
Zyra masih menatap punggung Rafa yang menjauh. Tapi di dadanya, ada sesuatu yang mulai tumbuh---campuran antara rasa penasaran... dan rasa ingin melindungi.
Bab 5
Hari itu, Zyra terlambat masuk kelas. Bukan karena kesiangan, tapi karena tadi ia membantu guru seni menata alat-alat di aula. Saat ia melangkah menyusuri lorong yang kosong, hawa aneh langsung menyergap.
Udara di sekitar jadi dingin, padahal AC sekolah belum dinyalakan. Zyra memperlambat langkahnya. Sepi. Hanya suara langkah kakinya yang terdengar bergema.
Tiba-tiba...
CRIIIT!
Suara seperti papan yang tergesek terdengar dari arah belakang. Zyra menoleh cepat---tak ada siapa-siapa.
"Tadi ada suara, kan?" gumamnya. Ia mulai panik, tapi mencoba menenangkan diri. "Tenang. Ini pasti cuma angin... atau kucing..."
Tapi langkah kakinya malah semakin cepat.