Tax ratio yang rendah menunjukkan adanya defisit dalam hubungan timbal balik antara negara dan warga. Negara belum sepenuhnya menjalankan fungsinya secara transparan, akuntabel, dan merata. Sementara masyarakat pun belum menjadikan pajak sebagai bagian dari kesadaran etis, baik sebagai individu maupun kolektif. Ketika kedua pihak gagal memenuhi peran etis masing-masing, maka sistem perpajakan menjadi rapuh dan tidak berdaya menopang pembangunan.
Weber memberikan kerangka yang relevan untuk memahami bahwa tindakan sosial rasional-nilai harus menjadi dasar dari sistem fiskal. Pajak tidak boleh lagi dipandang sebagai beban, tetapi sebagai manifestasi dari solidaritas dan partisipasi aktif dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan rekonstruksi nilai, reformasi birokrasi, serta kepemimpinan publik yang memberi teladan moral.
Rekomendasi Strategis
-
Membangun Etika Pajak Berbasis Nilai
Menyisipkan pendidikan etika fiskal sejak dini di sekolah-sekolah.
Mengembangkan narasi publik bahwa pajak adalah tanggung jawab moral, bukan sekadar kewajiban administratif.
Mengintegrasikan Teknologi dengan Transparansi
Digitalisasi sistem perpajakan secara end-to-end.
Mengembangkan dashboard publik untuk memantau penggunaan pajak secara real time.
Mengembangkan Kepemimpinan Publik yang Etis