Mohon tunggu...
Demus Bezakel
Demus Bezakel Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal, sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kafe dengan Musik atau Tanpa Musik, Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

6 Agustus 2025   13:47 Diperbarui: 6 Agustus 2025   13:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya, kafe bukan hanya tempat untuk meneguk kopi. Ia adalah ruang yang menyimpan cerita, menyulut inspirasi, bahkan menjadi pelarian singkat dari rutinitas. 

Ada aroma biji kopi yang baru digiling, wangi kue yang baru keluar dari oven, dan cahaya lampu temaram yang membuat hati terasa hangat. 

Namun, ada satu hal yang selalu memengaruhi kenyamanan saya saat berada di kafe apakah di sana ada musik yang mengalun atau justru keheningan yang mendominasi.

Beberapa bulan lalu, saya dan seorang teman memutuskan untuk nongkrong di sebuah kafe di pusat kota. Dari luar, lampu gantung berwarna kuning keemasan memantulkan cahaya lembut ke trotoar yang basah selepas hujan. 

Begitu pintu kayu terbuka, telinga saya langsung disapa petikan gitar akustik yang berpadu dengan suara penyanyi membawakan lagu-lagu lawas yang hangat di telinga. 

Di sudut ruangan, sekelompok anak muda tertawa sambil mengangkat cangkir kopi mereka. Kami duduk di dekat jendela, memesan latte dan brownies cokelat. Musik membuat suasana terasa hidup, seolah setiap tegukan kopi memiliki irama tersendiri.

Namun, ketika obrolan kami mereda dan saya mencoba membuka laptop untuk menulis, suasana yang tadi menyenangkan mulai terasa mengganggu. 

Lirik lagu yang indah justru mencuri fokus saya, dentingan gitar mengalihkan pikiran dari layar ke panggung kecil di ujung ruangan. Saya mengetik beberapa kalimat, lalu berhenti lagi karena terseret melodi.

Beberapa hari kemudian, saya mencoba kafe lain. Tidak ada musik, hanya suara mesin espresso yang mendesis, dentingan sendok mengaduk gula, dan sesekali suara langkah pelayan yang ramah. 

Cahaya matahari sore masuk dari jendela besar, memantulkan warna keemasan di atas meja kayu yang mulai usang. Di sini, saya memesan cappuccino, membuka laptop, dan mulai mengetik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun