Â
      Dalam teori perilaku pembelian konsumen, pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Dalam konteks produk imitasi dari hasil wawancara berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli masuk dalam kategori perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan terhadap merek yang kuat. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli.
Â
Cara memperlakukan barang imitasi dan barang asli, mahasiswa ekonomi syariah hampir seluruhnya menjawab sama, yaitu dalam konteks perawatannya lebih memperlakukan barang asli lebih hati-hati. Dan melihat tingkatan kualitas produk imitasinya. Konsumen lebih percaya diri dan lebih sangat berhati-hati dalam menggunakan barang asli.
 Mayoritas narasumber mengkonsumsi produk imitasi karena harga yang lebih murah daripada harga produk asli, sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Slah satu factor yang menentukan mahasiswa banyak menggunakan produk imitasi yaitu Situasi ekonomi. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan akan mengamati kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, tingkat minat. Apabila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. Jika dikaitkan dengan aspek tersebut, mahasiswa belum bisa mengasihlkan pendapatannya sendiri sehingga mereka lebih memanajemen keuangannya setiap bulan.
Tingkat kepuasan yang diperoleh mahasiswa Ekonomi Syariah 1 saat mengkonsumsi produk imitasi adalah memenuhi tingkat kepuasan yang maksimal jika dilihat dari aspek harga, sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, yaitu salah satunya harga, dimana Produk yang menetapkan harga relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya. Elemen ini mempengaruhi konsumen dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga suatu produk atau jasa, maka pelanggan atau konsumen memiliki nilai ekspektasi yang lebih tinggi.Â
      Dalam teori keseimbangan konsumen keterkaitan antarbarang terdapat hubungan antar barang dalam Islam. Dimana barang halal menggantikan barang halal lainnya karena dalam Islam dilarang barang halal diganti dengan barang haram. Dalam konteks barang imitasi dengan barang asli, hubungan antara keduanya diperbolehkan dalam Islam.
      Kurva di atas mencerminkan tingkat maslahah yang sama dengan tingkat kepuasan yang berbeda. Kurva yang semakin ke atas menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi. Kedua barang tersebut memberikan kemanfaatan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen. Maksud dari garis dari kanan bawah ke kiri atas adalah disaat konsumen mengkonsumsi barang imitasi dan menggantikan kepada barang asli maka kepuasannya semakin tinggi jika dilihat dari segi kualitas barang dan gengsinya. Jika disaaat konsumen mengkonsumsi barang asli dan berganti mengkonsumsi barang imitasi sama-sama memberi kemanfaatan dan kepuasaannya sama, tidak mempengaruhi turunnya kepuasan, akan tetapi yang berubah adalah kepercayaan dan gengsi konsumem, dan juga terletak pada harga yang semakin terjangkau.
 Â
BAB VÂ
PENUTUP