Sekarang suasananya beda — lebih tenang, lebih dewasa.
“Gue kira lo nyerah waktu itu,” kata Dimas.
Raka tersenyum. “Gue gak nyerah. Gue cuma berhenti sebentar, buat denger suara hati gue
sendiri.”
“Dan sekarang?”
“Sekarang gue belajar lagi. Di bengkel. Tahun depan gue mau kursus otomotif.”
Dimas menepuk bahunya. “Gue bangga, Ka. Lo udah nemuin arti ‘siap’ lo sendiri.”
Raka mengeluarkan secarik kertas dari tasnya. Surat yang ia tulis untuk dirinya sendiri.
“Untuk Raka,
Gak apa-apa belum tahu mau jadi apa.
Gak apa-apa takut gagal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!