Mohon tunggu...
Reza Pratama Nugraha
Reza Pratama Nugraha Mohon Tunggu... Programmer - Penulis Amatir

Seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Bising

1 Mei 2023   03:23 Diperbarui: 1 Mei 2023   05:18 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia pulang kecapaian semalam belum tidur, matanya terlalu berat untuk melanjutkan makan tempe dan roboh tepat di sofa ruang tamu.

Ia bangun oleh sentuh tangan Wati yang lembut di pundaknya. Ia bangun, meminum kopi yang diletakan Wati, yang ia ingat tidak diminumnya tadi di dalam mimpinya.

Ia merasakan keheningan, suara azan samar-samar memasuki telinganya, sudah Ashar. Yadi wudhu, shalat, berdoa dengan khusyuk bahwa segalanya akan baik-baik saja, untuk Wati dan anaknya, agar ia terlahir dalam dunia yang baik, dikelilingi orang baik, di mana dia tidak harus hidup sesusah payah dirinya...

...

Api tak lama telah berkobar di badan Yadi, dan terlihat pada dirinya seperti pentul korek yang api berkobar-kobar di atas kepalanya.

Tubuh yang penuh gelora hidup itu, yang sehari-hari telah berupaya sepenuhnya untuk hidup dan menghidupi keluarganya, menunjukan daya akhir hidupnya, dia berdiri dan berjalan walau di selimuti oleh bara api. Orang-orang menghindar, bahkan Teguh-pun dibuat tertegun sadar dan kini dipenuhi ketakutan yang teramat. Lalu tubuh yang bergerak itu terperosok dalam got kotor, seketika memadamkan api tersebut dalam air yang bercampur limbah-limbah kotor pasar.

Hari itu semerbak bau memenuhi pasar, bau daging terbakar yang membuat orang-orang muntah dibuatnya.

***

Kesedihan pecah di rumah Yadi, dan telah terjadi kemalangan oleh Wati yang keguguran setelah mendapati kabar yang menimpa Yadi di halaman rumahnya.

Beberapa jam kemudian, dirinya dihadapkan badan Yadi yang telah menjadi arang yang tak mampu dikenali lagi rupanya. Warga sekitarpun tak percaya dengan penjelasan orang-orang mengenai penyebab kematian Yadi, bahkan hampir-hampir saja pecah tawuran antar warga karena ini.

Tak lama awak media mulai meliput kejadian ini setelah dikuburkannya Yadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun