Â
"Sadis juga kau sekarang, jauh dari "malaikat" Â kamu jadi iblis kah? Kau sih buat dia patah hati...."
Â
"Serius?" tanyaku padanya.
Â
Ia menceritakan surat, email, pesan-pesan media sosial Angel ke dirinya, lengkap kap. Tangisan sedih dan patahnya.
Â
"Gab, tahu tidak dia menangis sampai habis air matanya, tapi kamu tidak tergantikan. Aku tahu memang tidak bisa ia buka hatinya itu. Aku tidak lagi pernah mencoba usai melihat rangkulannya kala itu. Tapi dia masih selalu menghubungi aku dan aku selalu ada untuknya. Aku mewakilimu Bro....." sambil tertawa dan menepuk aku sangat kuat. Beberapa guru dan siswa ada yang sampai menoleh dan meledek," Reunian berdua saja, mana jawara PMR-nya?" Â aku kaget juga.
Â
Ternyata guru-guru turun temurun mengisahkan kesuksesan OSIS masa kami. Photo kami bertiga yang masih culun-culun itu ada di ruang OSIS dan ruang Kepala Sekolah. Dengan gaya masa itu.
Â