Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Putihnya Cintamu Seputih Jubahku

27 Juli 2020   13:45 Diperbarui: 27 Juli 2020   14:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Silakan Frater...."

 

Frater Dony nyerocos saja akan tema malam itu, tanpa ingat aku, Mas David mengalihkan ke aku, "Frater Gabi, bagaimana pendapatnya...."

 

Aku santai saja mencoba nyerocos seperti kakak kelasku itu, eh bisa. Jadi lah rutin aku ikut kakak kelas yang mendapatkan jatah siaran radio. Tambah belajar dan pengalaman memang. Tidak banyak teman-teman yang mendapatkan kesempatan seperti ini. Bisa saja lho ketika sudah karya penuh, tiba-tiba diminta menjadi nara sumber bahkan teve sekalipun. Siap saji dan siap pakai harus menjadi menu harian kami. Menolak tentu tidak elok.

 

Enam tahun tak terasa. Pulang setahun dua kali untuk bersama-sama ke dalam kehangatan keluarga, sepi yang sama saat ke rumah Angie. Penjaga rumah mengatakan tidak pernah lagi melihat Mbak Angie pulang, kalau Papa dan Mama sering banget pulang. Aku tanya pada Pak Di juga tidak tahu ke mana Mbak pindah. Surat, email pun tidak. Sepuluh tahun paling tidak kami tidak berkhabar, kurang sedikit lah, sama sekali. Setitik pun tidak ada yang datang. Padahal aku ingin dia melihat betapa cakepnya aku mengenakan jubah, atau melihat buruknya KHS-ku yang akan jadi olok-olokannya yang sangat telak, atau opiniku yang pertama masuk media. Dia tidak ada sama sekali.

 

Studiku usai, menantikan tahbisan diakon dan menjalani masa diakonat. Aku memohon kepada superior agar bisa ke tanah misi jika bisa, namun ditolak karena waktunya tidak panjang, di dalam negeri saja, toh Masa Tahun Orientasi aku di tanah misi tiga tahun penuh, tidak ada yang selama ini. Angkatan dan adik kelasku sudah ada yang tahbisan. Ini bukan soal bodoh atau pintar, ragu atau mantab, namun aku tidak ingin menjadikan tahbisan sebagai tujuan yang akhirnya malah aku lupa akan kewajibanku setelahnya. Aku diberikan tugas Tahun diakonat oleh pembesar ke sekolahku. Di sekolah itu memang dikelola oleh tarekat kami. Pulang kandang yang kaya memori.

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun