Kecewa Bercampur Kesal -- Jalan Buntu, Hati Pasrah
Karya: Muhalbir
Kupikul beban bak gunung yang retak di puncaknya
Menelusuri lorong demi lorong mencari cahaya
Namun setiap pintu menjelma dinding yang menutup rapatnya
Meninggalkan langkahku dalam sunyi yang membekap maya
Kuketuk hati manusia dengan palu harap
Menyusuri lembah janji dan telaga tutur
Namun semua gema hanya berakhir hambar dan hambar
Seakan rintihku hanyalah angin yang tak perlu diatur
Kutukar siang dan malam demi secercah jawab
Menyulam doa di sela letih dan debu
Namun di hadapan, jalan lurus menjadi kelok gelap
Seolah takdir sedang mengujiku tanpa ragu
Hari berlari, jatuh tempo menjadi bayang yang menempel
Masalah ini ibarat laut menutup semua pantai
Ku berenang, ku dayung, namun ombak tetap menempel
Menarikku kembali ke pusaran yang tak pernah selesai
Kesal ini seperti bara di langit senja
Menghanguskan kabut yang dulu kusebut sabar
Namun di sela abu, ada bisikan-Nya
Bahwa ujung gelap tetap punya fajar
Aku kecewa pada tangan yang cepat tertarik
Saat kupinta genggam di tepi jurang
Namun aku sadar, manusia hanyalah pengantar titip
Tak bisa memutuskan takdir yang sedang datang
Kukumpulkan sisa jiwa yang hampir tercerai
Menautkannya pada janji yang tak pernah ingkar
Meski jalan buntu menatapku tanpa celah terurai
Kehendak Allah adalah jalan yang sebenar
Maka kututup mata, kubiarkan Dia yang menuntun
Menembus rimba kebuntuan yang kuanggap abadi
Sebab di balik kecewa yang menikam dan membakar daun
Ada hujan rahmat yang siap memadamkan perih ini
Kini aku tak lagi bertanya pada arah
Kubiarkan langkahku diatur tangan-Nya
Sebab aku tahu, meski kisah ini tak mudah
Allah takkan meninggalkan hamba-Nya selamanya
Makassar, 12 Agustus 2025