Pergilah. Aku masih menantimu di ujung senja, berharap kau datang membawa mimpi kita.
Puisiku hanya sederhana, tak menarik seperti puisi Jokpin, tak seindah mawar pagi di tengah kota, namun sunyimu t'lah lama hilang.
Semanis inikah candumu yang kau titipkan pada diam?
Puisi ini berisi tentang perasaan diri mengenai segala hal yang ia rasa, serta ia punya.
manusia sunyi, sebuah puisi manusia yang menginginkanketenangan.
Dalam sunyi yang penuh kerinduan, ada sebuah harmoni yang terpendam. Seperti melodi yang tersirat, mengalun di dalam jiwa yang merindu.
Di balik keruhnya bising dunia, Adhvani hadir sebagai medan kesunyian. Di dalamnya terbuka pintu kebenaran yang suci. Keajaiban kesunyian mengajarkan
Diskusi ringan tetapi menawan akan nampak lebih bersahabat ketika secangkir kopi diseduhkan untuk dinikmati.
Waktu terus berjalan namun kesendirian masih tetap menghantui. Entah kapan semua akan berlalu, aku pun tak tahu.
Menjelang akhir musim dingin di AS hawa dingin rupanya masih enggan berlalu.
Raungan kerinduan menderu Mengapa sunyi menikam rindu
Puisi tentang pagi yang berbeda. Tak lagi ku dengar kicauan burung seperti biasa
Tiga tahun berlalu, kerinduan itu muncul dan redup silih berganti, seiring jalanan terjal yang menggulung dada hingga menua pula.
Dalam keheningan, hening dalam hati hati yang kesepian, kesepian yang sunyi
Aku lahir. Anak perempuan manis dengan rambut pirang sedikit ikal di Jakarta, 04 November 2000, Elena Lisa Winter.
Pagi sunyi ketika siswa sudah libur menjelang hari raya
Bisakah aku bicara padamu dalam diam? Karna lidah dan mulutku tak mampu mengucapkan kebenaran Jika lah aku berkelit, pun hatiku berontak
Tulisan ini seperti bernyanyi sendirian di persimpangan jalan
Pagi yang sunyi dan senyap tak ada suara. Tetapi kita tetap semangat dan berpuasa