Ia terperanjat saat Hyemi menyenggolnya, memberitahu bahwa bu Nuna sudah berada di kelas untuk mengawas ujian terakhir.
Yuna mengerjakan soal sejarah dengan sangat serius. Ia tidak mau mendapat nilai yang buruk dan berakhir dicaci maki oleh ayahnya.
Bel telah berbunyi. Tertanda bahwa ujian terakhir sudah selesai. Yuna meregangkan ototnya. Wajah para siswa sangat kentara dengan ekspresi lelah dan jenuh setelah menegerjakan soal sejarah.
Ia lalu membuka tasnya, mencari benda yang sangat penting baginya. Panik. Benda itu tidak ada, ia mengeluarkan isi tasnya menelisik disetiap sudut yang ada. Lalu mencari ke sudut-sudut ruangan berharap bahwa benda itu jatuh di sana.
Haera yang melihat Yuna hilir mudik menegurnya."Kau mencari sedang apa?"
"Benda sebesar buku berwarna ungu."
"Buku diarymu?"
Yuna mengangguk, lalu melanjutkan mencari barang itu. "Aku akan membantumu, mengapa sangat penting?"
"Di dalamnya berisi semua curahan hatiku."
"Tadi kau sempat terjatuh?"
Yuna berhenti dengan kegiatannya lalu berlari menuruni anak tangga. Ia ingat, tadi pagi ia ditabrak oleh adik kelas. Mungkin saja barang itu masih ada di sana.