Mohon tunggu...
Meliana JunitaAzhari
Meliana JunitaAzhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teruslah Berkarya

Allah as always number one

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eunoia

15 Februari 2021   12:08 Diperbarui: 15 Februari 2021   12:21 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Keesokan harinya Yuna bersiap diri untuk pergi sekolah. Ia menatap pantulan dirinya dari cermin, memastikan bahwa penampilan dirinya sudah rapih dengan jas almamater berwarna merah marun yang membalut tubuhnya dan rok di atas lutut serta rambut sebahu yang terurai bebas.

Gadis itu berjalan menuju halte bus dekat apartemennya. Sudah banyak siswa dan pekerja yang menunggu bus di sana. Setelah beberapa saat, bus berwarna biru pun tiba. Ia langsung menaiki bus itu dan duduk di kursi dekat jendela.

Sekarang zaman sudah canggih, membayar bus pun sudah memakai kartu yang diisi saldo. Ia turun dari bus dan berjalan menuju gedung sekolahnya. Gerbang sekolah dengan gedung sekolahnya terbilang cukup jauh. Sebelum sampai di gedung sekolah, Yuna melewati taman yang sering digunakan para siswa untuk membaca buku atau sekedar bersantai.

SMA Golden, salah satu SMA favorit di kota Mawar. Salah satu sekolah yang memiliki banyak murid berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Yuna, salah satu murid kedua terpintar di angkatannya. 

Yuna berjalan menuju gedung sekolah. Menaiki satu persatu anak tangga menuju ruang kelasnya. Hanya terdapat dua puluh lima murid dalam satu kelas. Ia duduk di barisan kedua dan bangku ketiga.

Yuna membuka bukunya lalu menulis beberapa kalimat di sana. Ia akan memasukkan kembali alat tulisnya. Namun, dari arah belakang ada dua orang siswa yang sedang kejar-kejaran menyenggol lengannya, menyebabkan pulpennya menggelinding di lantai.

Saat ingin mengambilnya, ada tangan lain yang terlebih dulu mengambil pulpennya. Ia megangkat wajahnya. Gadis cantik dengan rambut hitam panjang serta senyum hangatnya yang mengambil pulpennya, Haera. Sahabatnya.

Haera menghampiri Yuna dan menyodorkan pulpen itu kepadanya. Ia pun langsung mengambil pulpennya, tiba-tiba ada suara yang mengejutkan mereka.

"Haera, Yuna yuhuuuuu." Teriak gadis berambut pendek dari ambang pintu.

"Berisik." Jawab Yuna.

Gadis berambut pendek itu mengerucutkan bibirnya. Kesal dengan jawaban Yuna. Ia lalu duduk tepat di depan Yuna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun