Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuadran SWOT : Strategi Visual untuk Menentukan Arah Perusahaan di tengah Disrupsi

4 Agustus 2025   05:30 Diperbarui: 3 Agustus 2025   21:42 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grand Staretegy Matrix Pengembangan Konsep SWOT Analisys Klasik | Dok. Kreasi Pribadi

 

Ditengah Disrupsi yang melanda industry bisnis global saat ini, konsep kuadran SWOT atau Grand Strategy Matrix sebagai pendekatan visual untuk menentukan posisi strategis suatu organisasi, masih sangat signifikan untuk diterapkan. Dengan memetakan kekuatan dan kelemahan internal terhadap peluang dan ancaman eksternal dalam dua sumbu utama, perusahaan dapat merancang strategi yang adaptif dan terarah. 


Di tengah ketidakpastian global, tidak sedikit perusahaan yang kehilangan arah strategi. Gangguan teknologi, tekanan pasar, hingga volatilitas ekonomi membuat banyak pemimpin bisnis bertanya: di mana posisi kita sebenarnya, dan ke mana harus melangkah?

Sebagai alat analisis klasik, SWOT Analisis seringkali hanya berakhir di papan tulis sebuah ruang meeting. Namun akan menjelma menjadi Peta dan Kompas yang mengarahkan perubahan strategi; bukan hanya mendiskripsikan situasi semata, ketika divisualisasikan dalam bentuk kuadran atau Grand Strategy Matrix,

Membedah ulang konsep dasar SWOT Kuadran, relevansinya dalam pengambilan keputusan strategis, serta bagaimana pemetaan posisi perusahanan dalam empat kuadran dapat menentukan arah transformasi bisnis yang lebih terukur dan reflektif. Sehingga rasa perlu kita simak dan pahami lebih dalam lagi.

Landasan Teori

1. SWOT Analisis

Analisis SWOT klasik untuk kali pertama dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari Stanford Research Institute, pada 1960-an. Kemudian dipopulerkan oleh ahli strategi sepertri Wheelen dan Hunger dalam berbagai literatur manajemen startegis. SWOT merupakan akronim dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.

Menurut Wheelen dan Hunger (2012) dalam bukunya "Strategic Management and Business Policy: Toward Global Sustainability", analisis SWOT adalah alat sistematis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi:

Strengths (S): Keunggulan internal yang dimiliki organisasi, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan strategis.

Weaknesses (W): Keterbatasan internal atau area yang memerlukan perbaikan agar organisasi dapat beroperasi lebih efektif.

Opportunities (O): Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan peningkatan kinerja organisasi.

Threats (T): Tantangan eksternal yang dapat menghambat pencapaian tujuan atau menyebabkan kerugian.

Wheelen dan Hunger menekankan bahwa analisis SWOT bukan hanya tentang listing keempat elemen ini, tetapi juga tentang menggabungkan antar elemen untuk merumuskan strategi berbasis kombinasi, misalnya:

SO (Strengths-Opportunities): Strategi agresif untuk ekspansi.

WO (Weaknesses-Opportunities): Strategi peningkatan.

ST (Strengths-Threats): Strategi diversifikasi atau defensif.

WT (Weaknesses-Threats): Strategi bertahan atau turnaround.

Selain sebagai alat diagnosis situasi, SWOT juga menjadi langkah awal dalam proses perencanaan strategis, membantu organisasi untuk memahami posisinya dalam lanskap kompetitif dan mengarahkan sumber daya secara efektif.

2. Grand Strategy Matrix

Grand Strategy Matrix adalah alat analisis strategis yang dikembangkan oleh Fred R. David (2009) sebagai lanjutan atau pelengkap dari analisis SWOT. Matriks ini dirancang untuk membantu organisasi merumuskan strategi berdasarkan evaluasi terhadap kekuatan internal dan kondisi eksternal perusahaan.

Konsep ini berguna terutama dalam situasi kompleks di mana organisasi harus menentukan arah strategis berdasarkan dua dimensi utama:

Sumbu X (Horizontal): Mewakili posisi kekuatan internal, yang bergerak dari lemah (weak) ke kuat (strong). Biasanya didasarkan pada hasil evaluasi faktor internal (misalnya, sumber daya, kapabilitas, efisiensi operasional).

Sumbu Y (Vertikal): Mewakili posisi organisasi terhadap kondisi eksternal, dari pertumbuhan pasar yang lambat (low market growth) ke pertumbuhan cepat (high market growth). Indikator ini mencerminkan peluang atau ancaman dari lingkungan eksternal (misalnya, perubahan teknologi, regulasi, kompetisi industri).

Memahami Grand Strategy Matrix | Do. Kreasi Pribadi
Memahami Grand Strategy Matrix | Do. Kreasi Pribadi

 

Apa yang Kita Lihat di Matriks Ini?

Matriks ini adalah Grand Strategy Matrix, variasi dari SWOT klasik yang memetakan posisi perusahaan berdasarkan:

  • Sumbu X (horizontal): Internal Lemah (-) ke kiri dan Internal Kuat (+) ke kanan
  • Sumbu Y (vertikal): Lingkungan Tidak Mendukung (-) ke bawah dan Lingkungan Mendukung (+) ke atas

Hasil akhirnya dibagi menjadi 4 kuadran, masing-masing dengan strategi generik yang disarankan.

Memahami Kuadran-kuadran dengan Bahasa Populer

Mari kita sederhanakan satu per satu untuk memahami setiap kuadrannya:

Kuadran 1

Kondisi: Internal Kuat (+) -- Lingkungan Mendukung (+)    (Letak: Kanan Atas)

Bagian Atas Garis Putus

Pertumbuhan Stabil (Stable Growth) : Inilah zona nyaman bagi banyak perusahaan yang sudah "mapan". Organisasi yang berada di sini memiliki daya saing internal yang solid; SDM kompeten, struktur kuat, brand dikenal; ditambah lingkungan eksternal yang mendukung: pasar tumbuh, regulasi kondusif, peluang banyak. 

Strategi yang disarankan:

  • Pertahankan kualitas produk/jasa.
  • Lakukan inovasi bertahap (incremental innovation).
  • Bangun loyalitas pelanggan.
  • Fokus pada pertumbuhan stabil---jangan terlalu agresif ekspansi agar modal kerja tetap sehat.

Contoh visual: perusahaan consumer goods besar yang rajin meremajakan produk tapi tidak tergesa diversifikasi.

Bagian Bawah Garis Putus

Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth): Di sisi ini, perusahaan bukan hanya kuat tapi agresif mengejar pertumbuhan cepat. Lingkungan yang mendukung menjadi peluang emas untuk scale up secara masif.

Strategi yang disarankan:

  • Perluasan pasar regional/nasional/global.
  • Akuisisi atau kemitraan strategis.
  • Penambahan lini produk baru.
  • Memanfaatkan momentum pertumbuhan industri.

Contoh visual: startup teknologi yang sudah punya modal ventura besar, kemudian ekspansi ke berbagai kota secara serempak.

Kuadran 2

Kondisi: Internal Lemah (--) -- Lingkungan Mendukung (+)  (Letak: Kiri Atas)

Bagian Atas Garis Putus

Pemeliharaan Agresif (Agresif Maintenance) : Situasi unik---lingkungan luar sangat mendukung (misalnya permintaan pasar tinggi), tapi kekuatan internal belum cukup prima.

Strategi yang disarankan:

  • Fokus pada penguatan internal (SDM, sistem operasional).
  • Manfaatkan peluang eksternal dengan hati-hati.
  • Jangan biarkan momentum pasar hilang, meski organisasi masih "berbenah".

Contoh visual: pabrik kecil yang kebanjiran order ekspor tetapi belum punya kapasitas produksi memadai.

Bagian Bawah Garis Putus

Pemeliharaan Selektif (Selected Maintenance) : Di sini, perusahaan menahan diri. Memilih area tertentu untuk dipertahankan sambil membenahi kelemahan internal.


Strategi yang disarankan:

  • Seleksi portofolio produk (buang yang tidak efisien).
  • Fokus pada segmen pasar inti saja.
  • Restrukturisasi organisasi.

Contoh visual: bisnis retail tradisional yang memilih hanya mempertahankan cabang paling menguntungkan.

Kuadran 3

Kondisi: Internal Lemah (--) -- Lingkungan Tidak Mendukung (--)  (Letak: Kiri Bawah)

Bagian Atas Garis Putus

Berputar (Turnaround) : Situasi krisis---kelemahan internal plus tekanan eksternal.

Strategi yang disarankan:

  • Restrukturisasi total.
  • Penghematan biaya drastis.
  • Fokus efisiensi proses inti.
  • Evaluasi apakah bisnis masih layak dilanjutkan.

Contoh visual: produsen elektronik yang tersaingi produk impor murah, ditambah manajemen yang tidak kompeten.

Bagian Bawah Garis Putus

Ceruk (Nice / Niche): Jika turnaround tak kunjung efektif, perusahaan masuk mode survival.

Strategi yang disarankan:

  • Fokus pada segmen ceruk super spesifik.
  • Mencari diferensiasi unik agar tetap relevan.
  • Jangan mencoba bersaing luas.

Contoh visual: usaha kerajinan lokal yang akhirnya hanya menjual produk premium untuk kolektor.

Kuadran 4

Kondisi: Internal Kuat (+) -- Lingkungan Tidak Mendukung (--) (Letak: Kanan Bawah)

Bagian Atas Garis Putus

Diversifikasi Besar-besaran (Large Scale Diversification) : Organisasi punya kekuatan internal solid, tapi industrinya mulai sunset atau stagnan.

Strategi yang disarankan:

  • Diversifikasi produk/jasa secara signifikan.
  • Masuk pasar baru yang potensial.
  • Akuisisi bisnis di sektor lain.

Contoh visual: perusahaan percetakan besar yang melirik industri digital karena pasar cetak menurun.

Bagian Bawah Garis Putus

Diversifikasi Terpusat (Centralized Diversification) : Mirip diversifikasi, tapi lebih fokus: tetap dekat dengan kompetensi inti.

Strategi yang disarankan:

  • Menambah lini produk yang sinergis.
  • Memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada.
  • Perluas distribusi tanpa meninggalkan DNA perusahaan.

Contoh visual: pabrik mie instan yang mulai memproduksi snack berbahan tepung.


Membahas Dimana Titik Perusahaan Kita Berada?

Misalnya Perusahaan kita berada di titik koordinat  seperti di bawah ini pada matriks:
(X = -0.45, Y = -0.55)

Artinya: Internal agak lemah (negatif) dan Lingkungan tidak mendukung (negatif). Jelas posisi kita berada di Kuadran 3.

Bahasa sederhananya: "Kita sedang dalam badai, perahu kita retak. Tapi badai takkan selamanya. Yang penting, kita fokus perbaikan internal sambil bertahan."

Bagaimana Arah Strategi Populer nya (Kuadran 3)

Berikut cara populer untuk memaknai strategi Kuadran 3:

  1. Turnaround Strategy (Strategi Berputar):
    • Pangkas biaya tak efisien
    • Evaluasi ulang model bisnis
    • Fokus pada produk/jasa inti
  2. Niche Strategy (Ceruk):
    • Temukan pasar sempit yang kurang dilayani
    • Bangun loyalitas pelanggan
    • Spesialisasi supaya tak langsung head-to-head dengan raksasa pasar


Kapan Berpindah Kuadran?

Tujuan strategis jangka menengah adalah:
Naik ke Kuadran 2
(Masih lemah secara internal, tapi sudah mampu menciptakan peluang)

Lalu, secara jangka panjang:
Naik ke Kuadran 1
(Internal Kuat, Lingkungan Mendukung)

Studi Kasus: Dari Kuadran 3 Menuju Pemulihan

Beberapa perusahaan besar pernah berada di Kuadran 3:

  • Apple (1997): Hampir bangkrut, lalu memangkas lini produk, fokus inovasi dan desain.
  • LEGO (2003): Rugi besar karena ekspansi liar, lalu kembali ke DNA utamanya---brick kreatif anak-anak.
  • Starbucks (2008): Tutup ratusan gerai, kemudian membangun ulang pengalaman pelanggan dan brand intimacy.

"Tidak masalah dari mana kita mulai, bahkan di Kuadran 3 yang penuh badai. Yang penting adalah keberanian memutar arah, keberanian memilih ceruk yang tepat, dan konsistensi membenahi kekuatan internal. Karena yang bertahan bukan yang terbesar, melainkan yang paling adaptif."

 

Empat Kuadran dalam Grand Strategy Matrix

 

Empat Kuadran Dalam Grand Strategy Matrix | Dok. Kreasi Pribadi
Empat Kuadran Dalam Grand Strategy Matrix | Dok. Kreasi Pribadi

Fungsi Strategis

Grand Strategy Matrix memberikan kejelasan visual tentang posisi strategis organisasi dan membantu manajemen memilih pendekatan yang sesuai dengan dinamika kekuatan dan tekanan yang dihadapi. Ini sangat berguna untuk:

1. Perusahaan dalam masa krisis yang perlu menemukan arah transformasi.

2. Organisasi mapan yang ingin menyesuaikan strategi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan.

3. Perencanaan jangka panjang dalam manajemen strategis berbasis data SWOT.

 

Pada akhirnya, Grand Strategy Matrix bukan sekadar alat visual---ia adalah cermin dan kompas. Ia menantang kita untuk jujur memetakan di mana posisi organisasi berdiri, dan lebih penting lagi, ke mana arah keberanian harus dituju. Dalam lanskap bisnis yang makin tak terduga, kemampuan membaca kuadran adalah kemampuan membaca masa depan.

Sebagai mahasiswa doktoral di bidang Manajemen Stratejik Berkelanjutan, saya meyakini bahwa strategi bukanlah warisan, melainkan pilihan sadar yang harus diperbarui secara dinamis. Karena dalam dunia yang terus berubah, hanya organisasi yang mampu merumuskan ulang arah dengan keberanian, data, dan refleksi mendalam yang akan menemukan daya tahannya.

Kuadran hanyalah awal. Arah langkah kitalah yang menentukan sejarah selanjutnya

. 


Referensi :

David, F. R. (2009). Strategic Management: Concepts and Cases (13th ed.). Pearson Education.

 Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2012). Strategic Management and Business Policy: Toward Global Sustainability (13th ed.). Pearson Education.

 

Jkt/03082025/Ksw/141

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun