Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ketika "Narasi" Dijual Laris Manis Melalui Marketing

9 Juni 2025   15:15 Diperbarui: 15 Juni 2025   13:13 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Branding Marketing | Dok. Freepik/rawpixel.com

Dalam perspektif Marketing, dunia hari ini bukan hanya dibangun oleh data, algoritma, atau teknologi. Tapi digerakan oleh "Narasi". Cerita. Ketika sebuah narasi berkisah tentang produk yang menyentuh emosi, memeluk dan membujuk alam bawah sadar; lalu menggringnya ke maksud dan tujuan tertentu yang menuntun keputusan konsumen. Di situlah cerita happy ending terjadi. Sebuah transaksi. Karenanya di era serba cepat dan penuh distraksi ini, siapa yang mampu merangkai cerita yang menyentuh hati, mempengaruhi emosi dan membujuk alam bawah sadar konsumen, dialah yang akan memenangi pertarungan pasar.

Emotional Branding Menjadi Salah Satu Strategi Inti | Dok. Youtube.com/@MedTechMomentum
Emotional Branding Menjadi Salah Satu Strategi Inti | Dok. Youtube.com/@MedTechMomentum

Menurut Kotler & Keller, strategi pemasaran modern tidak cukup hanya mengomunikasikan fitur atau manfaat, tetapi harus membentuk persepsi melalui narasi.

Cerita bukan lagi elemen tambahan, melainkan bagian dari positioning itu sendiri. Kita tak sekadar membeli produk; kita membeli makna, simbol, dan "why" di baliknya

Coba telusuri di sekeliling kita. Pada produk Sepatu Nike : Narasi nya berkata bahwa kita tidak hanya membeli sepatu, tetapi semangat yang melekat pada "logo centang" itu.

Saat kita membeli Aqua : Kita tidak hanya meminum air, tapi menyerap kesegaran alam dan kepercayaan yang tumbuh dari mata air pegunungan. Aqua adalah ketenangan yang mengalir di tengah kesibukan hidup.

Pada Smartphone Apple : Kita tidak hanya membeli gadget, tapi memilih keberanian untuk berpikir berbeda. Dalam satu sentuhan, kita menyentuh masa depan dan kreativitas yang tak terbatas. Inovasi, eksklusivitas, desain elegan, dan filosofi "Think Different" --- lebih dari teknologi, ini tentang gaya hidup.

Pada Mercedes-Benz (Mercy) : Kita tidak hanya mengendarai mobil, tapi menyusuri jalan dengan simbol keanggunan dan prestise. Mercy adalah kemewahan yang tidak perlu diteriakkan. Kemewahan, prestise, rekayasa Jerman yang presisi, dan status sosial yang elegan

Pada Spotify : Kita tidak hanya mendengarkan lagu, tapi merayakan kisah hidup lewat nada. Spotify adalah ruang tanpa batas tempat emosi menemukan iramanya. Kebebasan berekspresi, personalisasi, koneksi emotional melalui musik, dan akses instan ke dunia kreatif.

Dalam diam dan mencoba memahami apa yang terjadi, mau tidak mau kita meyakini bahwa cerita atau narasi lebih dari harga, ia adalah sebungkus cerita penuh pesona marketing yang membuat kita percaya, lalu membelinya.

Mempengaruhi Emotional Konsumen bisa menjadi kata kunci sukses menjual | Dok.Linkedin.com
Mempengaruhi Emotional Konsumen bisa menjadi kata kunci sukses menjual | Dok.Linkedin.com

Sebuah Komoditas Lama Dalam Kemasan Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun