Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemberontakan Cinderela

21 Mei 2019   06:27 Diperbarui: 21 Mei 2019   06:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aya berhenti melompat dan menjawabnya dengan wajah berbinar,

"Thanks ya"

Riska lalu menarik tangan Aya duduk dengan antusias.

"Gilaaa, Ay ! Ini artinya lo bisa ngelanjutin sekolah lo di sini tanpa perlu mengkhawatirkan biaya alias gratis."

Aya meletakan tangannnya di dada dengan ekspresi tidak percaya,

"Bener, Ris. Mimpi apaaaa aku semalam. Jantungku hampir berhenti berdetak mendengar berita ini. Aku serasa terbang ke langit! Aku senaaaang sekali." kata Aya memeluk Riska sambil menahan tangis.


Riska menepuk-nepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Selamat ya, Neng" Riska melepaskan pelukannya dan menatap Aya, "Lo pantas kok mendapatkan ini" katanya lagi.

Aya tersenyum dan mengangguk penuh semangat.

Tiba-tiba Pak Ismeth, guru bahasa Inggris mereka yang keturunan Inggris, masuk. Murid-murid bergegas menuju bangku masing-masing.

"Good morning class!"sapa Pak Ismeth

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun