Mohon tunggu...
Irma Fitriani
Irma Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Ada

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Siapa Pemimpin Wanita Surga?

9 Februari 2021   11:25 Diperbarui: 9 Februari 2021   11:34 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 Tidakkah cukup kesedian ini..? Tidakkah cukup kepedihan ini setelah pergi Abi Thalib sedangkan dia adalah orang paling lembut dan sekarang ibunya harus pergi juga. Sayyidatuna Khadijah dan kedua anaknya saling berbincang-bincang dan memberi wasiat: "Wahai Fatimah.. Wahai Ummu Kultsum.. Aku merasa ajalku telah tiba."  

 Sayyidatuna Khadijah terus memberikan wasiat-wasiatnya dan di antaranya yang terpenting dan sangat ditekankan adalah mewasiatkan untuk menjaga dan memperhatikan ayahnya.  

 Kesehatan Sayyidatuna Khadijah semakin melemah dan ajalnya pun sudah sangat dekat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang menghampiri Sayyidatuna Khadijah, seorang istri yang paling dicintainya.  

 Dia adalah wanita yang telah berkorban, dia adalah wanita yang lemah lembut yang menyelimutinya dengan penuh kasih sayang, dan membenarkannya ketika turun wahyu. Dia adalah wanita yang selalu penuh perhatian, wanita yang memberikan bekal makanan ketika Nabi di Gua Hira. Dia adalah wanita yang menghibur Nabi ketika semua orang  

lari, wanita yang mempercayai ketika semua orang mendustakan. Wanita yang menolong ketika semua orang menghina dan memusuhi.  

 Dialah Khadijah yang Allah pilih untuk menemani kekasih-Nya. Ketika Rasulullah datang, mata Sayyidatuna Khadijah berkaca-kaca yang diiringi tetesan air mata yang memancarkan suatu pandangan yang penuh kasih sayang, suatu pandangan sebagai pengantar perpisahan mereka.  

 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam  duduk di dekat Sayyidatuna Khadijah. Dengan perlahan Rosul Allah Shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan kepala Sayyidatuna Khadijah di pangkuannya, sedangkan di samping kamar Sayyidatuna Fatimah menangis melihat semua ini dan Ummu Kultsum berusaha meredakan tangisan adiknya (Fatimah) yang masih kecil.  

 Sayyidatuna Fatimah sedih karena perpisahan dengan Sayyidatuna Khadijah bukanlah hal yang remeh. Jika seorang putri yang masih kecil ketika ditinggal ibunya bersedih sekali atau dua kali. Akan tetapi perpisahan dengan Sayyidatuna Khadijah bukanlah perpisahan dengan seorang ibu yang biasa, karena ibundanya adalah wanita muslimah yang pertama, wanita yang menjadi pelindung Islam, wanita yang sangat dicintai Rasulullah.  

 Ketika Sayyidatuna Khadijah sedang dalam pangkuan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang sebuah kabar gembira. Rasulullah Saw.  Bersabda, "Wahai Khadijah, sesungguhnya jibril datang menyampaikan salam dari Allah atasmu, Sayyidatuna Khadijah menjawab : "Allahussalam Waminhussalam wa'alaikassalam Wailahi ya'udussalam wa'ala Jibril salam."      

 Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Khadijah sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberimu kabar gembira dengan sebuah rumah yang sangat megah disurga, yang tidak terdapat di dalamnya kesusahan ataupun kesulitan sedikitpun."Mendengar hal tersebut bercampurlah rasa gembira dan sedih meliputi dua gadis yang cantik ini (Fatimah dan Ummu Kultsum) sebuah rasa yang aneh dan menakjubkan. Di saat mereka berdua dalam keadaan yang menggembiran dan menyenangkan atas kedudukan yang didapatkan  

oleh ibunya, kedudukan yang tidak dicapai seorangpun (mendapat salam dari Allah Subhanahu wa Ta'ala), bersamaan dengan adanya rasa gembira ini, goresan rasa pedih dan rasa sakit yang sangat mendalam bercampur atas perpisahan yang sangat berat bagi mereka.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun