Mohon tunggu...
Imanraz
Imanraz Mohon Tunggu... chef

Hidup Di ERA Makanan di Foto , Omongan Dimakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Emosi 03:55

13 Juli 2025   11:06 Diperbarui: 13 Juli 2025   10:07 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raungan dalam sunyi Teriakan dalam gelap

tak habis di penghujung malam di sambut mentari

Rasa sesal muak dan kesal teraduk menjadi satu

Baca juga: Detik Ilusi

Sungguh ini menjemuhkan, ingin kuteriak dengan lantang tanpa perduli apa kata mereka..

Inginku mencaci maki tanpa harus perduli Apa yang mereka rasa...

Arhhgg... Ini batasku.. aku kesall... Aku marah...!!!

Aku tak perduli, aku teriakkan rasa sesak di dadaku..! 

Ingin kulampiaskan rasa dengki kesal dan marah tak berujung ini, 

Jiwaku menggebu-gebu berteriak minta tolong,bebas,tanpa beban,sialan, ini terlalu memuakkan, sungguh aku lelah, 

Aku tak sanggup lagi marah, biarkan aku bersandar sejenak merenungi meratapi EGOku dan rasa bersalah yang begitu besar, aku lelah, sungguh aku lelah, bahkan untuk bernapaspun aku malas,

Apakah ini cukup melampiaskan amarahmu heeii jiwaku yang meronta, haus akan EGO dan nafsu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun