“Emosi” bukanlah kosakata yang asing. Dalam keseharian, kosakata ini seringkali kita dengar atau bahkan kita gunakan sendiri ketika bercakap-cakap.
Seringkali saat sedang memberikan nasehat kepada seseorang, kita malah melarang orang tersebut untuk menangis dan berhenti berkeluh kesah
Seringkali masyarakat menganggap bahwa kelompok individu tertentu tidak boleh menyalurkan emosinya
Ini pilihan! Pilihan untuk tak mengacuhkan tak mau lagi mendengar yang mengusik pikiran
Semua persoalan akan bisa dihadapi jika setiap pasangan hidup mau membicarakan dari hati ke hati
Ketika kesadaran kita sedang tidak bisa memenuhi apa yang harus dilakukan segera maka subconscious mengambil alih.
Gerus potensi tabiat pentas emosi geliat, gelora alur takluk aroma genggam mendasar
Semua orang menginkan teman yang baik, maka bijaklah menggunakan hati memilih teman karena itu penentu hari-harimu esok hari.
Aku tak bosan-bosannya menatap jingga di ufuk barat, juga wajahmu yang memikat
Detik berlalu cepat, malam melesat tak dapat dicegat
Membicarakan perihal pekerja profesional dengan karakter khasnya lantas membuat saya teringat akan sosok pesepakbola profesional yang dikenal sebagai&
Nyatanya, sampai saat ini banyak orang yang tak mengerti apa yang mereka rasakan. Mungkin juga saya dan kamu juga.
Pernah mengalami momen tegang dan tidak nyaman setiap kali diajak meeting oleh Si Bos di tempat kerja?
Toxic positivity yaitu berupa memaksakan diri untuk tetap positif dan bahagia ketika berada pada kondisi dan situasi apapun
Sebagian laki-laki dididik untuk membenci emosi karena dianggap memalukan dan menunjukkan kelemahan. Padahal, laki-laki juga makhluk emosional
Terdapat beberapa nilai inti (core value) yang menjadi pegangan hidup seseorang dalam kehidupannya.
Kenyamanan dalam pekerjaan mungkin menjadi prioritas hal yang ingin dirasakan seorang pelaku profesi
Emosi ialah suatu amarah yang dirasakan oleh seseorang dengan perasaan yang tidak stabil
Kita melihat bahwa loyalitas itu berbanding lurus dengan kenyamanan yang dirasakan tatkala menekuni suatu pekerjaan.
Emosi ini selalu datang menerpa, Ada sedikit salah emosi makin memuncak, Manusia tak bisa menahan diri dan sembarangan dalam bertindak,