Mohon tunggu...
Imanraz
Imanraz Mohon Tunggu... chef

Hidup Di ERA Makanan di Foto , Omongan Dimakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puncak Renjana Untuk Ibu

13 Mei 2025   19:10 Diperbarui: 13 Mei 2025   12:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

renjana... menerjang begitu dalam...
sampaikan renjanaku hai... bianglala
sungguh berat menanggung... mega renjanaku
sungguh... ini sulit bagai lintang di galaksi...

ku...tanggung renjana..ku dari fajar hingga senja...
ku...tunggu renjanaku dari mentari hingga rembulan...
tak kunjung... pergi nan sirna

I...BU...ini... rindu...ku, in...iii ren..jaa...naku
sungguh berat menanggung... rasa fana ini
kemana aku mencarimu, mencari.. cinta.. abadimu
tunggu aku.. di nusa nirwana di mahligai firdausmu..

tunggu aku...jika denting waktu telah tiba
tampakkan wajah jelita kemilau dirimu
sajak ini akan berakhir tanda tugas sudah tuntas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun