Trump menunjukkan perbedaan sikap yang mencolok: mengecam keras Rusia atas invasi ke Ukraina, namun mendukung tindakan militer Israel di Gaza
Pada 17 Mei 2025, Israel memulai operasi militer besar-besaran di Gaza dengan nama sandi "Gideon's Chariots".Â
Operasi ini bertujuan untuk menguasai wilayah strategis, menghancurkan infrastruktur Hamas, dan membebaskan sandera yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.Â
Namun, serangan ini telah menewaskan lebih dari 250 warga Palestina dalam 24 jam pertama, dan total korban sejak konflik dimulai mencapai lebih dari 53.000 jiwa  (theguardian.com, 18/05/2025).
PBB dan organisasi hak asasi manusia seperti Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza.Â
PBB menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk memindahkan penduduk Palestina secara permanen, yang melanggar hukum internasional .Â
Krisis Kemanusiaan yang Mendalam
Blokade total yang diberlakukan Israel sejak Maret 2025 telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza.Â
Lebih dari 500.000 orang menghadapi kelaparan akut, dengan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.Â
Organisasi seperti Oxfam dan Mdecins Sans Frontires memperingatkan bahwa situasi ini dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Reaksi Internasional dan Tindakan Hukum