Maryam pun gugur di antara rekan-rekannya. Tetapi sebelum suaranya padam, ia sempat menyiapkan wasiat untuk putranya, Ghaith. Wasiat yang kini terasa
Waktu bukan lagi garis yang mengalir, melainkan simpul yang terus mengencang di leher. Sejak 7 Oktober 2023, langit dan tanah di sini kehilangan perca
Warga di sekitar Masjid DT Gaza dipaksa mengosongkan rumah mereka karena lokasi tersebut dikabarkan menjadi target militer tentara israel
Al-Kautsar Foundation sendiri merupakan mitra resmi DT Peduli dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza
Meski mayoritas warga dunia mengecam Israel, tetapi Israel tetap mantap melanjutkan program genosidanya terhadap warga Gaza. Baca lebih lanjut di sini
Langit kelabu masih menyisakan asap mengepul di atas reruntuhan bangunan-bangunan yang baru dibombardir zionis Israel. Di dalam tenda pengungsian Al-M
"Siapa yang merampas roti dari mulut bayi, sebenarnya sedang menabur kutukan bagi bangsanya sendiri."
Palestina semakin dijajah dengan brutal oleh zionis Yahudi.
Di tengah senjata dan blokade, Gaza menangis. Dalam tiga hari terakhir, 21 anak tewas karena kelaparan dan malnutrisi. Siapa yang peduli?
Apakah bedanya Netanyahu dan Hitler?
"Tepi Barat: Rumah yang Dirampas, Martabat yang Dilukai"Oleh: Ronald Sumual PasirDalam dunia yang semakin terhubung, berita tentang pendudukan Israel
Di Tengah Genosida Palestina, Dimana Keadilan Dunia?
Ketika foto jasad bayi tak mengguncang parlemen, dan jerit ibu tak menembus ruang PBB, masihkah kita menyebut ini peradaban?
bagaimana sains dan teknologi (saintek) dapat berujung pada penghancuran manusia.
Penembakan bukan insiden tunggal, tapi pola sistematis sejak Mei 2025. Meski berbeda mekanisme dari Holocaust, ini tetap pelanggaran HAM berat
Sensor media, terutama melawan Al Jazeera, adalah strategi untuk menjaga narasi Israel tetap kuat dan menghalau peliputan independen
Kebijakan mengenai Boikot Produk yang terafiliasi membantu Israel harus terus dilakukan oleh seluruh orang di Dunia ini. Melihat israel bisa terus men
Suara-suara kecil dari laut telah menggema lebih lantang daripada pidato para pemimpin dunia. Kini giliran kita Indonesia yang menjawab gema itu. Deng
Yang terjadi bukan lagi konflik biasa—tapi sudah menjadi babak baru dalam sejarah kelam umat manusia
Masa iya, kita mau salaman akrab sama pihak yang lagi dituduh melakukan genosida, cuma gara-gara janji manis yang belum tentu tulus?