Ada sebuah momen dalam hidup yang terasa begitu tepat hingga rasanya sulit dipercaya. Momen itu datang tanpa bisa diprediksi, seolah semesta benar-benar sedang bersekongkol untuk menghadirkan kebahagiaan yang tak ternilai.Â
Bagi saya, momen itu hadir pada tanggal 1 Oktober, hari ulang tahun saya yang ke-30. Di hari itu, untuk pertama kalinya, tulisan saya berhasil dimuat di sebuah media harian sekaligus digital lokal Aceh, Harian Serambi Indonesia.
Kebahagiaan ini tidak datang begitu saja. Saya sudah berulang kali mengirimkan tulisan ke redaksi sejak lama. Tercatat, ada 29 tulisan dengan beragam topik yang saya kirimkan. Semuanya saya susun dengan harapan bisa dibaca oleh khalayak lebih luas, bukan hanya tersimpan di folder laptop atau menjadi catatan pribadi.Â
Namun, dari dua puluh sembilan kali percobaan, tidak satu pun yang mendapat kabar baik. Sering kali saya menunggu email balasan dari redaksi, hanya untuk akhirnya mendapati tulisan saya tidak terbit.
Ada masa ketika rasa putus asa datang. Saya sempat berpikir, mungkin tulisan saya belum cukup layak. Mungkin juga gaya bahasa saya terlalu kaku, atau topiknya kurang relevan dengan kebutuhan media.Â
Namun, setiap kali rasa itu muncul, ada sesuatu dalam hati yang mendorong saya untuk mencoba lagi. Saya percaya bahwa setiap tulisan memiliki waktunya sendiri.Â
Maka, ketika tulisan ke-30 saya akhirnya tayang, tepat di hari ulang tahun ke-30, perasaan saya campur aduk antara haru, syukur, dan tidak percaya.
Ulang Tahun yang Tidak Pernah Terbayangkan
Biasanya, ulang tahun hanya saya rayakan dengan sederhana. Tidak ada pesta, tidak ada kejutan besar, hanya ucapan selamat dari keluarga dan beberapa teman dekat.Â
Namun, ulang tahun ke-30 ini benar-benar berbeda. Di usia yang bagi banyak orang dianggap sebagai titik penting menuju kedewasaan, saya mendapat hadiah yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya: pengakuan pertama dari sebuah media yang bersedia memuat tulisan saya.
Bayangkan, setelah dua puluh sembilan kali mencoba, justru di percobaan ke-30, tulisan itu dimuat tepat pada tanggal lahir saya. Angka 30 seperti memiliki makna khusus dalam perjalanan saya. Dua puluh sembilan kali gagal, usia tiga puluh tahun, dan pada percobaan ke-30, akhirnya berhasil.Â