Melawan zaman bukan dengan megafon di jalan, tapi dengan keberanian mengangkat pena dan berkata, "Kami masih waras!"
Ketika kolonialisme pertama kali menginjakkan kaki di tanah jajahannya, tujuannya sederhana: eksploitasi sumber daya.Â
Namun setelah fase penguasaan fisik dianggap sukses, kolonialisme berubah wajah. Penjajahan tak lagi sekadar mencuri rempah-rempah, emas, atau tanah, tapi beralih ke pencucian pikiran.
Dari Imperialisme Fisik ke Penjajahan Pikiran
Postkolonialisme budaya menjadi senjata utama. Dengan membawa istilah-istilah seperti human rights, freedom of choice, tolerance, dan modernity, negara-negara maju menyuntikkan nilai-nilai yang dirancang di pusat kekuasaan global, namun diberlakukan secara universal.Â
Nilai-nilai lokal yang mempertahankan ketertiban moral dan ketuhanan mulai dianggap kuno, kolot, dan menghalangi kemajuan.
Modernisasi atau Liberalisasi?
Banyak yang tak menyadari bahwa tidak semua yang dinamai modern adalah maju.
*Pakaian serba terbuka disebut fashion
*Seks bebas disebut kebebasan berekspresi
*Gaya hidup menyimpang disebut inklusi