Mohon tunggu...
Inong Islamiyati
Inong Islamiyati Mohon Tunggu... Gadis pemimpi dan penyuka anime

See the world with a different style and finding happiness

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajahi Kawasan TWA Mangrove bareng Clickompasiana dan Kreatoria.

24 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 24 Agustus 2025   16:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu 23 Agustus 2025 lalu, saya bersama teman-teman dari komunitas Clickompasiana dan Kreatoria berkunjung ke Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk yang berlokasi di Jl. Mualim Teko Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pagi hari kami semua bersepakat untuk berkumpul di Stasiun Jakarta Kota kemudian bersama-sama naik Transjakarta menuju ke arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Suasana pagi stasiun kereta api yang cukup penuh namun tetap tertib, menunjukkan bahwa kereta sudah menjadi sarana transportasi yang cukup di percaya bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Setelah selesai menaiki busway kami turun dekat sekolah Tzu Chi PIK dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena lokasi TWA Mangrove tepat berada di belakang sekolah tersebut.

Mangrove adalah sebutan umum untuk tumbuhan semak atau pohon yang tumbuh di lingkungan pasang surut air laut, terutama di wilayah tropis dan subtropis, dengan karakteristik beradaptasi pada tanah berlumpur, air asin, dan tergenang secara berkala. Ekosistem mangrove berfungsi sebagai pelindung alami pantai, habitat bagi berbagai spesies laut, serta sumber daya ekologis dan ekonomis bagi masyarakat pesisir. Pada awalnya tempat ini merupakan kawasan yang terbengkalai dan hampir 90% telah rusak parah akibat kegiatan manusia maupun aktivitas penambak ilegal. TWA Mangrove kini telah berubah menjadi kawasan lahan basah berupa ekosistem mangrove yang merupakan habitat berbagai burung air melalui keputusan menteri kehutanan tahun 1995.  Kami disambut para petugas di pintu masuk yang mengecek barang-barang kami. Rupanya kami tidak diizinkan untuk membawa makanan dari luar karena takut akan menganggu monyet-monyet yang sebagian besar hidup di dalamnya. Kami pun menghabiskan perbekalan kami terkecuali air minum sebab air boleh untuk dibawa masuk ke dalam. Suasana pepohonan yang asri, rindang dan sejuk sudah terlihat jelas di pintu masuk.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Beberapa jenis tanaman yang ada di kawasan TWA Mangrove ini diantaranya ada Api-Api (Avicennia Marina). Daun tanaman Api-Api dapat digunakan untuk mengobati kulit terbakar, Resin yang keluar dari kulit kayunya digunakan sebagai alat kontrasepsi. Kayunya juga bisa  menjadi bahan kertas berkualitas tinggi. Ada juga tanaman Bakau Hitam (Rhizophora Mucronata). Tanin dari kulit kayu bakau hitam dapat digunakan untuk pewarna alami, dan kadang bisa dimanfaatkan untuk obat dalam kasus hematuria (pendarahan pada air seni). Tanaman ini juga ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang. Hutan mangrove sendiri juga berfungsi sebagai pelindung garis pantai dari abrasi serta banjir.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Rupanya kedatangan kami bertepatan juga dengan acara Festival Sahabat Mangrove. Ada bazar lokal dan pameran Mangrove, Workshop ECO batik, Talkshow hingga pelepasan satwa liar dan live musik. Namun kami hanya akan fokus untuk menikmati dan menjelajah kawasan TWA Mangrove ini. Pepohonan yang rindang dan lebat merupakan salah satu hal yang bisa mengurangi emisi karbon berlebih. Di Ibukota Jakarta yang cenderung sibuk dan panas, kawasan ini bisa membantu mengurangi polusi udara. Kawasan ini juga dirancang sedemikian rupa agar terasa tetap  alami. Kami berjalan melewati potongan-potongan bambu yang di susun menyerupai jembatan. Berfoto di jembatan gantung. Sampai menaiki menara pengamatan burung untuk melihat kawasan ini dari ketinggian. Tak jarang kami melihat biawak beberapa kali, burung-burung yang sesekali terbang rendah, hingga mengetahui jenis tanaman baru.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Sayangnya ada beberapa akses jalan, serta jembatan yang rusak dan belum diperbaiki sehingga kami tidak bisa menjelajah semua kawasan karena  ditutup sementara. Ketika menjelang siang kami makan siang bersama sekaligus beristirahat melepas penat. Untuk musala dan toilet cukup bersih dan nyaman. Kami pun kembali menaiki Transjaka dan berpisah di stasiun Jakarta kota untuk pulang ke rumah masing-masing. Kawasan hijau di Jakarta seperti TWA Mangrove ini harus diperbanyak agar Jakarta bisa semakin sejuk, polusi udara berkurang dan membantu melindungi ekosistem laut serta tanah. Yuk jaga bumi Indonesia tercinta kita. Terima kasih atas pengalamannya Clickompasiana dan Kreatoria.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun