Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lyotard dan Narasi Besar

16 November 2022   09:05 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:46 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Narasi Besar, G20, dan Kita (Sumber gambar : detik.com)

Pelepasan hasrat yang berbolak-balik dalam kesesaatan tanpa dibentuk oleh proposisi, metode, dan nilai. Setelah relasi antara mimpi dan teori akan berakhir; makna tidak dapat lagi berada dalam kehidupan, kecuali diluapi oleh kesesaatan obyek untuk melepaskan kenikmatan terhadap 'sang Lain' dan identitas lainnya.

Tatkala kenikmatan semakin nyata keluar dari dunia nyata, maka proses berulang menuju kenampakan dan kelenyapan narasi. Disitulah narasi muncul, titik dimana dilahirkan peristiwa demi peristiwa berlangsung sebentar. 

Peristiwa kelenyapan narasi ke titik akhir adegan, teater, dan kenikmatan menjadi narasi yang aneh. Kelenyapan narasi merupakan cara terbaik yang mesti ditempuh sebagai bagian dari peristiwa penting. 

Tidak ada jalan lain, kecuali penolakan narasi kebenaran (daftar pelacuran intelektual, hasrat represif, dan lukisan atau fotografi penuh dusta) yang ditampilkan dalam realitas baru.

Sebagaimana halnya kelenyapan realitas dan keruntuhan makna, dari apa-apa yang kita saksikan secara mata telanjang, dibanding kebosanan yang tidak berlangsung lama dari energi gelap ke terangnya bumi. 

Energi bumi yang berbolak-balik itulah dikompensasi atau dijaminkan oleh kasih sayang anak cucu melebihi segala-galanya.

Rangkaian kebijakan fiskal, investasi, keuangan inklusif, perubahan iklim, perdagangan, energi, dan kesetaraan gender sebagai bagian dari isu-isu G20 berhadapan dengan seks robot, kloning, dan ideologi konsumerisme akan kembali menuju titik akhir, yaitu 'titik akhir dari titik akhir', meliputi ilusi, fiksi, mimpi, dan fantasi. 

Kita ternyata masih tetap bermimpi dari keadaan terjaga. Kita juga tidak serta-merta menerima totalitas permukaan sebagai tubuh yang memikat sebagai hasil refleksi dari peristiwa malapetaka di balik realitas yang menunda kelenyapannya.

Untuk mengimbangi penolakan atas narasi besar akibat dari totalitas dari pemikiran atau ilmu pengetahuan, maka penting meluangkan waktu yang cukup bagi diskursus tentang hasrat, tubuh, dan kegilaan. 

Paling anyar adalah perang antara Rusia dan Ukrania. Diawali oleh operasi militer Rusia atas Ukrania, Pebruari 2022. Mimpi dan seruan awal dari Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengantarkan ke pintu gerbang perdamaian global melalui pidato berlangsung di acara pembukaan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Presiden Jokowi menyerukan untuk mengakhiri perang. Dia menyatakan agar jangan sampai dunia terjatuh lagi dalam perang dingin lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun