Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lyotard dan Narasi Besar

16 November 2022   09:05 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:46 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Narasi Besar, G20, dan Kita (Sumber gambar : detik.com)

Kekuatan dari perubahan global yang beragam menunjukkan bagaimana hal itu tidak selalu demikian, yakni hal-hal yang dianggap paling nyata bagi kita selalu dibentuk oleh relasi dari persinggungan masa pemikiran yang rapuh dan rawan. 

Dari alasan yang sesunggguhnya tidak rasional inilah, sehingga Lyotard cukup mengagumi perubahan besar di tengah sifat dan status pengetahuan yang tidak berubah, kecuali meninggalkan bentuk-bentuk rasionalitas dari zaman modern. 

Pengujian kebenaran dari ilmu pengetahuan memberi kekuatan khas bagi narasi lainnya atau apa yang ditawarkan bentuk-bentuk rasionalitas seperti narasi-narasi negara kesejahteraan, negara-bangsa, kebebasan dan kriteria kinerja pasar, yaitu 'menghasilkan semaksimal mungkin dengan biaya sekecil mungkin' menjadi sulit untuk dipercaya begitu saja.

Berkenaan dengan narasi besar, pemikiran Lyotard nyaris berbalik arah melupakan ilmu pengetahuan yang tidak berkaitan dengan hal-hal yang pernah hidup atau dipaksa hidup. 

Jika ilmu pengetahuan memiliki tujuan mulia yang ingin dibentuk, maka ia tidak perlu dikaitkan apa yang pernah diperbincangkan atau apa yang perlu diucapkan.

Jika hal itu memang kita menerima suatu diskursus diantara permainan bahasa apalagi dalam narasi besar yang kehilangan legitimasinya sekarang ini. 

Kecuali jika kita mengatakan, bahwa diskursus yang akan dibentuk sesuai dengan prosedur ilmiah dan kriteria eksperimental sebelum kebenaran itu diterima. 

Pilihan-pilihan apa yang perlu menjadi prosedur ilmiah bagi metanaratif tidak dikaitkan dengan totalitas narasi sejarah, tetapi cukup menjadi ambang batas dari diskursus filosofis dan diskursus ilmiah?

Pertanyaan itu diajukan pada Lyotard yang melegitimasi jenis pengetahuan karena memiliki prinsip keadilan melalui narasi besar sebagai cara yang sama dalam kebenaran (2001 : xxiv). Pilihan-pilihan ilmiah akan memasuki kelompok tertentu dari narasi besar yang dibiarkan tidak terbentuk secara reguler. 

Dalam praktek diskursif dan tidak bisa dipaksa untuk dipisahkan dari pembentukan suatu ilmu pengetahuan, sekalipun mereka tidak bermaksud untuk menghadirkan ilmu pengetahuan tersebut.

Dalam narasi besar, pengetahuan tidak lebih dari penemuan jika telah memenuhi syarat pembuktian (demonstrasi). Padahal kita melihat, susunan narasi besar tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan yang ditemukan dalam penguraian naratif maupun refleksi, fiksi, regulasi-regulasi diskursif yang ditangani secara institusional maupun kebijakan politik, seperti diskursus tentang kesehatan dan kuasa (Foucaldian).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun