Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lyotard dan Narasi Besar

16 November 2022   09:05 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:46 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Narasi Besar, G20, dan Kita (Sumber gambar : detik.com)

Asal-usul ilmu pengetahuan tidak berbicara pada produk materialnya, melainkan pada narasi besar yang menemukan lebih cepat dari dirinya dibanding proses delegitimasi di abad ke-21, dimana kita mengetahui ada wujud alami dan wujud artifisial menjadi sulit dibedakan.

Wujud alamiah didandani oleh wujud artifisial yang tidak berpolesan. Lantas, siapa yang nyata? Siapakah saya? Manusia atau bio-otomata, mesin atau bio-mesinkah? 

Dari perbedaan mode wujud diantara bagian-bagian organ yang tidak terpikirkan hanyalah sudut pandang yang menampilkan kekacaubalauan nalar. Saya bersama rekan-rekan ngobrol akan berada pada pilihan mistis dan irasioalitas muncul ketika akar-akar pengetahuan ilmiah tidak lebih kuat dari narasi.

Dalam relasi antara mesin ketidaksadaran dan mesin hampa, relasi antara nilai simbolik dan bio-kosmik melalui rangkaian pelibatan warga global, dimana mesin ketidaksadaran tidak lebih sebagai kekuatan yang bersifat imanen. 

Bisa dikatakan, narasi bergerak dari aliran hasrat untuk mengetahui. Ia melampaui tulisan revolusioner melenyapkan kenetralannya sebagai titik terakhir dari diskursus ilmu pengetahuan yang tidak mampu menjamin kesahihannya.

Ilmu pengetahuan seakan-akan menanti masa hukuman kedisiplinan bersyarat yang dibentuk rezim kuasa. Diskursus kuasa inilah saling menjalin dan saling menopang dengan pengetahuan melalui keterbukaan dan perbedaan atas penafsiran tentang akhir dari narasi besar. 

Bagi Lyotard, ada ketidakstabilan dalam ilmu pengetahuan selama dirinya dianggap bersifat total, universal, dan final sebagai kebenaran ilmiah.

Berkat diskursus, permainan yang beragam dan menyebar bertugas untuk mencairkan perbedaan-perbedaan dan membuka jalan lain menuju wawasan baru. 

Selain itu, keterbukaan atas penafsiran baru yang dipindahkan menjadi penafsiran atas realitas baru lain, akhirnya saya tidak mengetahui apa yang dimaksud penafsiran baru.

Akhirnya, dorongan atau kesenangan terhadap tubuh bersifat non-fisik diperbaharui sebagai energi, seperti penampilan busana atau perhiasan tidak menghilang dan tertunda dalam dunia ilusi, melainkan diganti, ditukar, dan diubah dalam kesenangan yang lain (seperti, menulis atau membaca kamus, ensiklopedia, menyanyikan lagu bertema balada, kritik sosial, dan sebagainya).

Buku-buku kegemaran kita dibaca ulang setiap saat masih tetap menjadi kata benda sejauh suatu mesin tulisan tidak mengalami kuasa melalui rahasia tulisan dengan dukungan seksualitas yang pada akhirnya akan tetap berada dalam dunia nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun