Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lyotard dan Narasi Besar

16 November 2022   09:05 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:46 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Narasi Besar, G20, dan Kita (Sumber gambar : detik.com)

Dimana pria dianggap pencipta dan wanita sebagai ciptaan, wanita tidak lebih sebagai bayangan dari pria dalam realitas. 

Kebenaran ilmiah merujuk pada narasi kesejarahan, titik dimana wanita ditentukan hirarki oposisi duaan. Disitulah narasi tentang kesataraan gender direproduksi dalam sejarah ilmu pengetahuan, yang membuatnya berganti dari satu krisis menuju krisis legitimasi ilmu pengethuan.

Demikian pula, kritik ekologis atas perubahan iklim atau krisis energi, yang biangnya datang dari "penanda utama" bernama revolusi industri 4.0. Ilmu pengetahuan sebagai pemegang kebenaran tunggal masih dihadapkan pada hingar-bingarnya dunia, yang dibarengi oleh permainan bahasa dengan permainan tanpa aturan. 

Pembentukan diskursus tentang kaum minoritas dan pinggiran menjadi menarik, karena permainan kata-kata akan menghasilkan ketidakhadiran makna lain.

Pengetahuan naratif dan gagasan mengenai narasi besar lainnya memiliki kemiripan totalitas pengetahuan ilmiah, yaitu bahwa kebenaran atau realitas hanya tunggal. 

Sebagai akibatnya, totalitas ilmu pengetahuan yang menjadi permainan bahasa menundukkan setiap perbedaan dan kotradiksi makna dalam satu sistem dominasi. Sehingga totalitas dari ilmu pengetahuan pada akhirnya akan terperangkap dalam dirinya sendiri tatkala ia menyerap begitu saja perbedaan dan keterbukaan yang menjadi ciri dari seseorang yang mencoba keluar dari bui narasi besar.

Dalam suatu masyarakat, totalitas sebagaimana kita ketahui, bukan hanya pemikiran, tetapi juga memuat kecenderungan pada keterpusatan bahasa politik kuasa. 

Totalitas atas sejarah dan masyarakat bersama ilmu pengetahuan modern. 

Taruhlah misalnya, jenis 'peristiwa intoleransi', konflik antaretnis, dan pengucilan terhadap tokoh berpengaruh muncul sebagai akibat dari cara berpikir secara totaliter. Secara lebih kasar, bahwa totalitas tidak menyenangi perbedaan dan pluralitas dengan menentang keras setiap unsur kekuatan yang bukan dan menyaingi dirinya. 

Dari alasan tersebut, tidak heran jika narasi masih mencuat ke permukaan, yang akhir-akhir ini sebagai narasi politik. Ilmu pengetahuan akan terjatuh dalam totalitas. Dijuluki totalitas ilmu pengetahuan karena menghindari keterlibatan langsung mengenai ketidakadilan dan pemerosotan nilai-nilai kemanusiaan, kecuali permainan kebenaran menghilang dalam permainan lain.

Berbeda dengan Lyotard dalam membagi suatu permainan bahasa dipengaruhi oleh aturan yang tidak membawa legitimasi dalam diri mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun