Mohon tunggu...
Dimas Chairullah
Dimas Chairullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalistik

Dimas Chairullah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurnalistik UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku? (Cerita Motivasi)

8 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 9 Desember 2021   12:57 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Memang jalan aku ini salah, namun dengan cara ini aku bisa mendapatkannya, aku tidak akan meninggalkan pendidikan aku, mungkin sekarang aku hanya lelah, jangan kau aniaya aku tuan waktu, tolong beri aku untuk menjalani ini walau jalan aku ini salah, sebentar saja, setelah itu akan kembali ke steklo yang seperti dulu.

Untukmu tuan waktu yang merubah hidupku.

Aku pun pulang menuju rumah, aku bergegas membawa motor seperti  dikejar pak polisi saat lari dari kena tilang, bagaimana tidak watu telah menujukan jam 17.23 WIB yang artinya sudah satu setengah jam yang lalu aku sudah keluar dari sekolah sore, akhirnya aku sampai dirumah.

            "Assalamualikum bu" ucapku.

            "Dari mana aja kamu, udah jam berapa ini, harusnya kamu udah pulang dari tadi, kok baru sampai" ibu langsung marah.

            "Maaf bu, tadi aku ....." ( ibu langsung memotong ucapan aku)

            "Tadi apa, tadi kamu nggak masuk sekolah sore, kamu buat surat sakit?, kalau kamu sakit seharusnya kamu pulang, tapi kamu kemana?, udah berani berbohong kamu sekarang ya, mau jadi apa kamu nantinya" jawab ibu.

            "Jadi apa yang aku inginkan, bukan seperti yang ibu inginkan bu"jawabku.

            "Ohh.. udah berani menjawab kamu ya, semua ini ibu lakukan agar kamu menjadi yang terbaik Steklo"jawab ibu.

            "Kalau ibu ingin aku jadi yang terbaik, tolong bu, beri aku wadah agar aku bisa berjalan dengan hidupku sendiri, bukan ibu kekang seperti ini, aku juga baru kali ini gak nurutin kata ibu, jadi menurut aku wajar bu, aku mau ke kamar dulu bu, males berdebat mulu bu" jawabku.

Tanpa ada sepatah kata pun aku masuk kedalam kamar, aku tak bisa berkata apapun , biarlah air mata aku ini yang mengutarakan betapa sakit dan kacaunya hati saat ini, ibu tak pernah berubah, padahal satu yang tak mungkin aku ucapkan ke ibu, nggak mungkin aku bilang bilang,  "ibu nggak boleh ngatur hidup aku", akupun mengulang pelajarn sekolah sore yang sudah dikirim oleh Riani dan Nadya, namun disaat aku belajar, entah apa yang masuk ke pikirann aku, aku berfikir untuk mengulangi nya lagi, aku ingin pergi ke bukit yang indah yang terletak di seberang sungai didesaku, mungkin aku akan mendapat inspirasi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun