Mohon tunggu...
Dimas Chairullah
Dimas Chairullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalistik

Dimas Chairullah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurnalistik UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku? (Cerita Motivasi)

8 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 9 Desember 2021   12:57 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENEBUS TANGISAN by Dimas Chairullaj

Setelah aku menyelesaikan kegiatan study banding interntional 2017, seharusnya aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih giat dalam belajar, lebih gigih dalam berjuang, karena ibu selalu menuntut aku untuk menjadi yang selalu terdepan, dikelas IX ini apalagi setelah aku mendapat kesempatan untuk ke luar negeri , ibu semakin menuntut aku untuk terus berada diatas puncak persaingan, sampai ibu banyak merenggut kebebasan menurut aku.

            OSIS pun telah ku lepas, tidak ada satupun oraganisasi yang aku ikuti, kini memang ibu menyuruh aku untuk terus bergaul dengan buku-buku dan buku agar nilai akhir aku tidak turun,tanpa ibu sadari aku adalah remaja yang ingin juga seperti remaja lain, aku ingin sesekali keluar dari zona ini, aku pengen melakukan kegiatan yang aku sukai,aku ingin menjelajah dunia aku ini.

            Sekarang semester VI, semester terakhir bagi kami siwa kelas IX SMP Jaya nusa, beragam persiapan telah disiapkan oleh sekolah ,agar kami lebih siap dalam menghadapi ujian nasional, salah satunya dengan diadakannya kelas tambahan yaitu sekolah sore.

            "Dian,enaknya pergi main sore-sore hari bareng teman-teman, kemaren aku liat kamu pergi main dengan Putri, Zalfa dan lainya, kemana yan, sampai kamu mau untuk bolos sekolah sore" tanya aku ke Dian sambil menunggu jam sekolah sore masuk.

            "Ohh enak dong, kapan lagi bisa pergi main bareng , bentar kita akan berpisah, tak tau apakah suatu hari nanti kita akan bertemu lagi atau tidak , yahhh.. otakku bukan seperti otakmu Steklo, kamu jenius banget, pintar, semua pelajaran kamu babat habis, jadi yah kemaren aku resfresing, seru loh, kami ke air terjun , aduhhh... merasakan indahnya pemandangan dan suara teriakan air terjuan itu loh , seru banget" jawab Dian.

            "Emang ibu kamu nggak marah kamu nggak masuk sekolah sore??, kan ini untuk persiapan UN kita Dian, ntar kamu nggak lulus gimana??" tanya aku.

"Nggak lah, kan ibu nggak tau" jawab Dian.

            "Enak yah jadi kamu, bisa berjalan diatas hidupmu sendiri" ucapku.

            "Steklo, lu demam( sambil memegang kepalaku), kok lu mikir kayak gitu" tanya Dian.

            "Nggak aku nggak sakit, pasti enak kamu mendapat kebesan untuk kamu jadi apapun yang kamu mau, sedangkan aku , ibu menuntut aku untuk terus berada diatas puncak persaingan, menurut aku nilai bukan menentukan seberapa berkualitas diriku, aku juga mau kayak kamu, aku juga mau berjalan tanpa harus didikte Dian, aku mau merasakan kebebasan, aku mau merasakan apa yang selama ini tidak aku rasakan dan tidak aku dapatkan" jawabku.

            "Ini benar, benar ini..., kamu udah gila yah, semua orang di SMP Jaya Nusa ingin jadi seperti kamu Steklo, tolol, bego apalagi tuh.., semua orang ingin kayak kamu, udah ganteng, pintar , hebat dalam organisasi, malah kamu mau jadi kayak kami, parah nih anak.., kebentur dimana kepala elu tadi, kok bisa bego pakai bgt sekarang" jawab Dian.

            "Kamu mau nggak , kalau kamu pergi main lagi ngajak aku, aku juga mau melihat dunia luar" tanya aku.

            "Nggak mau, Nggak Steklo, lu ini kenapa sih ?, aku nggak akan biarkan kamu untuk bolos, udahlah Steklo, apalagi yang kamu cari, kamu udah menjadi seorang apalah itu bagi aku, lu tu panutan bagi aku, jangan mikir aneh-aneh deh"jawab Dian.

            "Pokoknya lu harus bantu aku, aku mau berjalan diatas dunia aku sendiri" jawabku.

            "Lu pikirin ibu lu deh Steklo, jangan kuatkan ego lu dulu" jawab Dian.

            "Udah, besok kita pergi ke air terjun itu yuk, aku mau nulis disana,aku mau cari inspirasi disana"

            "Besok sekolah sore, nggak Steklo, lu kenapa sih" tanya Dian.

            "Aku nggak kenapa-kenapa aku tunggu digerbang sekolah sepulang sekolah nanti, masalah sekolah sore aman, kamu ngak perlu takut, nggak ada bantahan lagi, ok" jawabku.

Bel masuk sekolah sore pun berbunyi ,kami hari ini belajar Matematika, mungkin kami akan bahas soal-soal yang mirip dengan Ujian Nasional, aku mengikuti pembelajaran hari ini dengan baik, 2 jam sudah kami belajar dan sebelum pulang aku melempar kertas kepada Dian, karena taulah si Dian , kalau sekolah sore duduknya dibelakang mulu, kertas yang bertuliskan 'jangan lupa besok, sepulang sekolah'.

            Hari yang begitu cepat berlalu menurut aku, bel pulang sekolah pun berbunyi, sesuai janji yang telah aku janjikan kemaren dengan Dian, aku akan pergi menuju air terjun yang indah, aku sudah mempersiapkan buku untuk aku menulis, dan tak lupa kamera untuk mengabadikan momen nantinya, sebelum pergi aku menemui Riani dan Nadya.

            "Riani, ini surat izin sekolah sore aku, kepala aku pusing banget, kayaknya kau langsung pulang deh" ujarku.

            "Lu sakik Steklo, dari tadi gua lihat lu baik- baik aja" ucap Nadya.

            "Iya nih, pas jam pelajarn terakhir tadi mulai berasa banget sakitnya, mungkin karena malam tadi aku begadang, jadi agak pusing, aku pamit pulang dulu yah" ucapku.

            "Iya , kamu hati-hati" kata Riani.

            "Nggak kayak biasanya dia, biasa mau pusing selagi dia masih bisa berdiri , nggak mau tu anak izin" kata Nadya.

            "Iya, tapi mau gimana lagi, ntar makin parah sakitnya, juga susah juga, biarin aja dia istirahat dulu, kita berikan aja resume sekolah sore hari ini" kata Riani.

Aku menuju WC sekolah, aku mengganti pakaian dengan baju yang sudah aku siapkan dari rumah, Dian telah menunggu di gerbang belakang sekolah.

            "Yan , ayuk kita pergi" ucapku.

            "Steklo, lu kenapa sih, kok lu kayak gini sekarang" tanya Dian.

            "Jangan banyak tanya, ayuk berangkat"jawabku.

Kami berangkat menuju air terjun ,aku ingin menulis disana , mengungkapkan semua perasaan aku, kisah senang aku selama study banding,pokoknya banyak deh yang ingin aku curhatin. akhirnya kami sampai di air terjun.

Akhirnya kami sampai dilokasi air terjuan, tempatnya sangat jauh dari sekolah SMP Jaya Nusa.

            "Ini tempatnya, dian, bagus banget" ucapku.

                "Ini dia tempatnya, baguskan, sekarang katanya lu mau nulis, nulis cepat, setelah itu kita pulang ke sekolah" jawab Dian.

            "Nggak perlu, aku udah buatkan surat izin kok, jadi aman" jawabku.

            "Sekarang gua mau tanya kepada lu Steklo, kok lu nggak kayak biasa, kok kayak gini sekarang, aku jadi heran" tanya Dian.

            "Sekarang aku tanya sama kamu Dian, kamu sahabat aku kan, jadi nggak perlu kamu tanya alasan aku untuk aku berbuat seperti ini, intinya aku mau berjalan didunia aku sendiri" jawabku.

            "Iya .. iya..katanya mau nulis" ucap Dian.

Akupun mulai menulis dan menikmati hembusan angin dari air terjun,ternyata enak dan membuat aku semangat untuk aku menulis dan saatnya ,

Air terjun menjadi saksi

Tuan waktu, hari ini aku berhasil menjadi diri aku sendiri, aku berani mengambil resiko, walau aku berbohong dan cara yang aku jalani ini salah, tapi hari ini aku dapat merasakan yang namanya kebebasan,aku melihat dunia luar, yang selama ini tidak pernah aku liat, dulunya aku yang ketakukan untuk minta izin untuk berpergian melihat betapa indahnya dunia ini, sekarang telah berubah.

            Tuan waktu, jangan pernah kau tanyakan alasan mengapa aku berbuat ini, aku pun sampai sekarang pun tak tahu jawabannya, tapi yang ada di benakku saat ini adalah aku ingin mendapatkan apa yang tidak aku dapatkan selama ini.

            Memang jalan aku ini salah, namun dengan cara ini aku bisa mendapatkannya, aku tidak akan meninggalkan pendidikan aku, mungkin sekarang aku hanya lelah, jangan kau aniaya aku tuan waktu, tolong beri aku untuk menjalani ini walau jalan aku ini salah, sebentar saja, setelah itu akan kembali ke steklo yang seperti dulu.

Untukmu tuan waktu yang merubah hidupku.

Aku pun pulang menuju rumah, aku bergegas membawa motor seperti  dikejar pak polisi saat lari dari kena tilang, bagaimana tidak watu telah menujukan jam 17.23 WIB yang artinya sudah satu setengah jam yang lalu aku sudah keluar dari sekolah sore, akhirnya aku sampai dirumah.

            "Assalamualikum bu" ucapku.

            "Dari mana aja kamu, udah jam berapa ini, harusnya kamu udah pulang dari tadi, kok baru sampai" ibu langsung marah.

            "Maaf bu, tadi aku ....." ( ibu langsung memotong ucapan aku)

            "Tadi apa, tadi kamu nggak masuk sekolah sore, kamu buat surat sakit?, kalau kamu sakit seharusnya kamu pulang, tapi kamu kemana?, udah berani berbohong kamu sekarang ya, mau jadi apa kamu nantinya" jawab ibu.

            "Jadi apa yang aku inginkan, bukan seperti yang ibu inginkan bu"jawabku.

            "Ohh.. udah berani menjawab kamu ya, semua ini ibu lakukan agar kamu menjadi yang terbaik Steklo"jawab ibu.

            "Kalau ibu ingin aku jadi yang terbaik, tolong bu, beri aku wadah agar aku bisa berjalan dengan hidupku sendiri, bukan ibu kekang seperti ini, aku juga baru kali ini gak nurutin kata ibu, jadi menurut aku wajar bu, aku mau ke kamar dulu bu, males berdebat mulu bu" jawabku.

Tanpa ada sepatah kata pun aku masuk kedalam kamar, aku tak bisa berkata apapun , biarlah air mata aku ini yang mengutarakan betapa sakit dan kacaunya hati saat ini, ibu tak pernah berubah, padahal satu yang tak mungkin aku ucapkan ke ibu, nggak mungkin aku bilang bilang,  "ibu nggak boleh ngatur hidup aku", akupun mengulang pelajarn sekolah sore yang sudah dikirim oleh Riani dan Nadya, namun disaat aku belajar, entah apa yang masuk ke pikirann aku, aku berfikir untuk mengulangi nya lagi, aku ingin pergi ke bukit yang indah yang terletak di seberang sungai didesaku, mungkin aku akan mendapat inspirasi baru.

06.49 WIB

            " Bu aku berangkat dulu ya" uacpaku.

            "Kan masih pagi Steklo, sarapan dulu lah" ucap ibu.

            "Aku sarapan di sekolah aja bu, ada banyak yang ingin aku kerjakan di sekolah" ucapku.

            "Kamu hati- hati ya" jawab ibu.

Akupun berangkat dari rumah, tapi bukan sekolah menjadi tujuan aku, namuan bukit indah di desa seberang, aku harus berangkat lebih awal, agar nantinya aku bisa pulang secara bersamaan dengan teman-teman aku saat pulang sekolah sore nantinya, berat sebenarnya, tapi aku harus melakukan ini agar aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, memang nampak sangat egois didalam hatiku berkata " maafkan aku ibu, kalau ini aku tidak bisa mengikuti apa yang ibu minta, biarkan akau berjalan dengan dunia aku sendiri bu",akupun mematikan ponsel miliku agar tak ada yang bisa menghubungiku terutama Riani dan Nadya, atapun sahabat dekat aku di dalam kelas Dian, dia pasti sangat khawatir akan diriku saat ini, tapi biarkan lah aku menggapai dan mencari apa yang selama ini tidak diberikan ibu.

                Akhirnya aku sampai didesa sebelah, setelah melewati perjalanan yang sangat jauh, akupun menuju bukit indah, sesuai namanya memang sangat indah , aku ingin mengutarakan persaan aku kepada bukit yang indah ini.

            Pernakah kah kamu mengecewakan orang-orang yang kamu sayang???

Apakah tindakan aku ini mengecewakan banyak orang, terutama ibu dan sahabat- sahabat tercinta, apakah tindakan aku ini membuat mereka khawatir?? Kalau iya, jangan khawatirkan aku, aku nggak papa kok, mungkin aku berada di fase lelah aja, akupun berfikir apa salahnya menjadi seorang penulis??, lagipun selama ini nggak pernah merusak nilai aku, seperti yang ibu tuntut, menurut aku ini nggak buang-buang waktu, lagipun pekerjaan yang disuruh ibu tak pernah aku tinggalkan.

            Saat ini aku minta maaf pada ibu ,ayah dan sahabat aku tercinta, jikalau aku mengecewakan kalian, aku nggak bermaksud, biarlah tuan waktu yang akan menjelaskan dan menceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi antara aku dan dia.

            Ketika aku mengaktifkan ponsel aku, puluhan notifikasi yang muncul dilayar ponsel aku, apun menjawab pesan satu-persatu dengan lembut aku membalas

'jangan khawatir , aku nggak papa, besok aku udah mulai sekolah kembali, sampai jumpa di sekolah'

Akupun pulang kerumah, dan mengerjakan tugas sekolah, namun entah kenapa , aku merasa senang dengan yang aku jalani saat ini, suatu kebebasan yang aku dapatkan, akupun tertawa sendiri, apa yang sedang terjadi pada diriku, sudahlah biarkan waktu yang akan menjelaskan.

            Sepertinya mentari sudah menampakan  jejaknya, aku sangat semnagat sekali untuk ke sekolah sekarang ini, gimana tidak sudah banyak aku meninggalkan pelajaran.

Diruangan kelas

            Aku duduk dibangku ku, jam masih menujukan jam 7 pagi, aku memandangi foto tempat-tempat yang selama ini aku kunjungi, dan tulisan-tulisan yang telah aku goreskan pada kertas putih, Dian pun datang dan langsung menceramahiku, kayaknya 24 SKS nih...

            " Dari mana aja lu, lu kenapa sih, jangan karena kamu nggak dapetin yang kamu mau, jangan kamu rusak semua kepercayaan orang-orang yang kamu sayang, aneh lu" ucap Dian.

            "Lu gak usah ngomong kayak gitu, emang lu pernah ngerasain di posisi aku, aku nggak rusak kepercayaan kalian kok, menurut aku nggak ada yang berubah dari aku, lu nya aja kali yang ngerasa begitu" jawabku sambil melihat foto-foto tempat yang sudah aku kunjungi.

            "Suatu saat lu akan menyesal, banyak orang yang ingin menjadi kayak elu, tapi sayang elu mengecewakan" jawab Dian.

Perkataan Dian membuat ku diam sejenak, apakah benar yang dikatakan oleh Dian itu, tapi aku nggak merasa seperti yang diucapkan Dian, bel masuk pun berbunyi, hari ini aku masuk full karena yah.. hampir semua tempat telah aku kunjungi, aku udah banyak bolos, izin, permisi gak pulang pulang, ternyata aku jauh tertinggal, banyak sekali soal-soal yang tidak bisa aku jawab, teman-teman semua pada minta contekan padaku, aku aja nggak dapet jawabannya , gimana mau ngasih contekan, akhirnya tugas ini di putuskan untuk dijadikan PR, hari ini kami tidak sekolah sore, jadi aku bisa mnegerjakan tugas ini dirumah,dan akhirnya yang paling aku tunggu telah tiba ... jreng..jreng.. bel pulang sekolah akhirnya berbunyi.

            Akupun bergegas pulang, namun digerbang aku telah dihadang oleh nadya dan riani.

            "Steklo, ikut kami bentar" kata Riani.

Aku langsung menjawa " gak bisa , aku lagi banyak tugas, lain kali aja ya"

            "Pokoknya gak bisa, harus sekarang, lagian kita gak sekolah sore, ada banyak waktu kamu untuk mengerjakan tugas, ini penting dan sangat penting sekali" kata Nadya.

            "Apaan sih, buat penasaran aja" jawabku.

            Riani dan Nadya membawa aku keruangan osis, tapi nggak kayak biasanya , wajah mereka tegang dan serius banget, aku berfikir, lah ini anak kenapa yah.., pucat amat, kan udah lepas jabatan dari osis, jadi tinggal fokus belajar aja lagi,ahhh ikutan aja dulu, mana tau ada hal lain, mungkin mereka mau curhat atau apalah, namanya cewek gitukan. Hehehe.

 

Diruangan osis

                "Steklo, kami mau tanya serius ama elu, lu nggak boleh bohong ke kami, lu udah kami anggap kayak saudara begitupun   elu kan, pasti lu juga anggap kami saudara elu" kata Riani.

            "Iya, lu saudara gua, ehh ada apaan sih, bikin penasaran aja nih kalian berdua, ada apa, kalian ada masalah, cerita aja" jawabku.

            "Nggak kami nggak punya masalah, yang punya masalah itu kamu Steklo" jawab Nadya.

            "Lah.. kok aku, aku mah nggak punya masalah, ada apa sih, langsung ke intinya aja, buat penasaran aja" jawabku.

            "Lu kok jauh berubah Steklo, kenapa elu jadi suka bolos, jarang masuk, dan gak ada kabar, kenapa dengan elu, bukannya elu orangnya tanggal merah aja ke sekolah" tanya Riani.

            "Lu ada masalah apa Steklo, kami kan saudara lu, harusnya lu cerita,ntar lu nyesel, jika hasil ujian nasional lu jelek, orang yang biasa dipuncak persaingan, ntar ditikung orang gimana" kata Nadya.

            "Lu berdua, Cuma mau ngomonin ini, basi tau nggak, emang salah aku  jalan diatas dunia aku sendiri, kalian gak tau gimana jadi aku, kalian mah udah biasa hidup senang, jadi jangan sok tau" jawabku.

            "Karena kami saudara elu, jadi kami tau apa yang terbaik untuk kamu Steklo, kamu kenapa sih" kata Nadya.

            "Aku nggak papa, udah ya , aku mau pulang,banyak tugas, aku nggak berubah kok, aku hanya ingin menjadi apa yang aku inginkan, dan tolong, jangan pernah tanyakan kepada aku, ok" jawabku.

            "Lu jauh berubah Steklo, lu bukan sahabat kami yang dulu"kata Riani.

            "Suatu saat lu akan sadari, bahwa tindakan lu ini akan menyebabkan tangisan bagi orang-orang yang lu sayang" kata Nadya.

            "Aku mau pulang dulu yah, banyak kerjaan , tugas dan aku juga mau nulis, sampai jumpa nanti" jawabku.

Akupun segera pulang, aku ingin mau mengerjakan tugas yang menumpuk sekali, ujian nasional sudah didepan mata.

            Aku masih bersikukuh dengan pendapat aku, menurut aku teman dan sahabat aku nggak ada yang mendukung aku satupun, kini aku berbaring dikamar membaca tulisan-tulisan ku, tak lama setelah itu ponsel ku berdering, aku melihat notifikasinya ternyata Bu Rusmi, wali kelas ku , aku berfikir "ada apa ya bu rusmi menelfon" , aku mengangkat telfon dari bu rusmi.

'hallo, steklo ini ibuk rusmi' ucap bu rusmi.

            'ya buk, ada apa ya buk, jawab ku.

            'ibu mau tanya nak, kamu akhir-akhir ini kok jauh berubah nak'tanya bu rusmi.

            'berubah kayak gimana ya bu, steklo kayak biasa aja kok buk' jawabku.

            'ibu perhatikan, kamu sering gak masuk, dan banyak guru bidang study yang bilang kalau nilai kamu jauh meresot nak, seharusnya nak ,kamu kan udahj pulang study banding nilai kamu harusnya meningkat nak, bukan merosot seperti ini' ucap bu rusmi.

            'iya bu' jawabku.

            'ujian nasional sebentar lagi nak, jangan sampai tindakan kamu hari ini akan merusak semua impian yang telah kamu susun selama ini'ucap bu rusmi.

            'iya bu' jawab ku sekali lagi'

            'ibu Cuma mau menyampaikan ini aja nak, assalamualikum"

            'waalaikumsalam'

Ternyata benar aku sudah banyak berubah saat ini, dulunya yang tangal merah aja sekolah, sekarang berubah menjadi anak yang suka bolos, izin gak pulang-pulang, bukan hanya satu atau dua orang , semuanya menyebut aku berubah, entah kenapa aku mulai dihantui rasa takut, dan banyak pertanyaan yang timbul dibenakku, tapi satu pertanyaan  yang selalu terngiang

                "Apakah aku telah mengecewakan orang yang aku sayang"

 

TANGISAN  ITU MUNCUL

                Setelah begitu banyak kebohongan yang telah aku lakukan, setelah semua yang aku inginkan telah aku dapatkan, kini tantangan pun berjalan, yah... Ujian Nasional, ujian nasional pun berlangsung selama 4 hari, aku tak siap sebenarnya untuk mengikuti ujian ini, begitu banyak waktu yang telah aku buang Cuma-Cuma , menghabiskan semuanya untuk melakukan yang selama ini tidak aku dapatkan.

            Siap ataupun tidak, aku harus harus menjalani ujian ini, sebagai suatu syarat untuk menamatkan pendidikan sekolah menengah pertamaku,dan akhirnya ujian itu tiba dengan 4 mata pelajaran yang akan diujikan, bahasa indonesia, matematika, ipa dan bahasa inggris.
            hari ini adalah hari terakhir ujian nasional mata yang diujikan adalah bahasa inggris, 3 hari sebelumnya aku sangat mengalami kesusahan dalam menjawab soal-soal yang diujikan, matematika sungguh membuat aku lelah, banyak jawaban yang tidak berhasil aku temukan, begitupun dengan ujian IPA, banyak yang aku lupa, dan hari ini adalah BAHASA INGGRIS , akan terus berusaha agar hasil maksimal, karena aku yang berani berbuat, aku akan mempertanggung jawabkan, bagus atau jeleknya hasil nya nanti harus aku terima.

 

Disekolah.

            "Steklo, hari ini ujian terakhir, gimana ujian kamu kemaren" tanya dian.

            "Alhamdulillah aman" jawabku.

Begitu hancurnya hatiku, ketika harus menjawab pertanyaan itu,ternyata benar aku telah menghancurkan semua mimpi yang telah aku susun secara indah , hanya karena satu tindakan bodoh yang aku lakukan.

                Bel tanda ujian dimulai, aku megisi LJK dengan sangat hati-hati, aku melihat soal satu per satu, begitu banyak soal yang tidak aku kenali, mungkin inilah balasan untuk diri ku, dua jam sudah aku berjuangan melawan mata ujian bahasa inggris, waktupun pun habis , satu persatu dari kami mengumpulkan jawaban ke pengawas ujian.

            Semua siswa keluar secara berhamburan tawa lepas terpencar dan terdengar teriakan " akhirnya selesai juga ujian nya, selamat tinggal putih biru, bentar lagi kita putih abu-abu", semuanya berbahagia, tapi tidak dengan aku, aku keluar dengan wajah yang sangat sedih, lesuh dan tidak ada ekspresi.

            "Kenapa lu Steklo, semua orang bahagia, kok elu sedih-sedih aja, aku yakin kamu pasti dipuncak persaingan lagi" ucap Dian.

            "Semoga aja, thanks ya" ucap ku pada Dian.

Didalam hati aku berkata, mana mungkin aku akan berada dipuncak persaingan sementara banyak soal yang tidak aku pahami, dan tidak aku mengerti, banyak sekali soal yang aku jawab dengan tebak-tebakan berhadiah, tapi aku pun tidak tau , semoga aja , sekarang aku hanya menunggu hasil ujian nya keluar, mungkin akan ada tangisan yang akan mucul di hari H nya nanti.

                Setelah selesai melaksanakan ujian nasional , aku segera pulang ke rumah, sementara teman-teman yang lain merayakan hari terakhir masa-masa putih biru, begitupun Riani dan Nadya, mengajak aku untuk merayakan hari suksesnya ujian nasional, namun aku tadi memilih untuk menolak, aku ingin menulis perasaan yang sudah kacau dan dihantui rasa bersalah ini.

            Tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar , siswa kelas IX sudah libur, hanya menunggu yang waktu yang telah ditentukan hasil dari ujian nasional keluar, aku saat  menantikan hari itu , hingga waktu yang ditunggu telah tiba, yah pengumunan Lulus tidak lulus dan hasil ujian nasional yang sudah dilaksanakan satu bulan yang lalu.

            Seluruh siswa dan orang tua datang ke sekolah, aku membawa ibu untuk mengambil kelulusan aku.

            "Semoga akmu berada dipuncak persaingan ya nak"ucap ibu.

            "Lagi-lagi pertanyaan itu dilontarkan kembali kepada aku, sebenarnya aku tak sanggup untuk menjawab, tapi tak mungkin aku bilang ke ibu, aku hanya tersenyum dan berkata.

            "Mudah-mudahan ya bu".

disekolah

            "Steklo, kayak elu lagi dipuncak klasmen nih" jawab Riani.

                "Iya lah, pasti Steklo dong" kata Nadya.

            "Heheh, kalian ini ada-ada aja, kita udah disuruh tuh masuk ke dalam ruangan kelas masing-masing, aku masuk dulu yah" jawabku.

Dikelas dian dan ibunya juga sudah hadir kala itu.

            "Ibu , nanti ibu liat yah, teman aku ini nilainya paling teratas nantinya bu" ucap Dian pada ibunya.

            "Ada- ada aja nih anak, nggak kok bu, belum tentu" jawabku.

Akhirnya pengumuman kelulusan , kami menerima amplop satu persatu yang berisikan tanda apakah kami lulus atau tidak, tanpa ragu aku langsung membuka amplop itu yang keluar sebuah kata "LULUS", betapa senangnya hati aku dan ibupun seperti itu senyuman lebar yang ditunjukan ibu padaku.

            "Selamat ya nak" ucap ibu.

            "Terima kasih banyak bu" jawabku.

Dan tiba lah penguman 10 orang siswa dengan nilai teratas, ibu sepertinya mengharapkan aku supaya berada dipuncak persaingan, pak kepala SMP J Jaya Nusa mulai membacakan satu persatu mulai dari peringkat 10 hingga saat ini ke peringkat 4, terdengar dag..dugg jantungku.

            Peringkat 3 besar dengan jumlah nilai 345 diraih oleh nadya rizki dari kelas IX.6 C.

            Peringkat 2 besar dengan jumlah nilai 347,5 diraih oleh riani susila dari lokal IX.4 A.

Ketika akan dibacakan pemuncak pemegang persaingan , aku hanya bisa menutup mata dan berdo'a.

Peringkat 1 umum SMP Jaya Nusa untuk tahun ini dengan jumlah nilai 357,5 diraih oleh amanda khairani dari lokal IX.1 C.

            Betapa hancurnya hatiku, ketika aku tidak termaksud 10 besar dengan lulusan nilai tertinggi, nadya dan riani pun sempat tak percaya akan hal ini, dian langsung menangis memeluk aku, aku hanya bisa menganga dan air mata begitu banyak jatuh ketika nama amanda yang berada dipuncak persaingan.

            Ibu langsung keluar dari ruangan dan menangis, ibu tak terima , ibu sangat  kecewa padaku, ibu memang patah ketika anaknya tidak masuk 10 orang dengan lulusan tertinggi, sampai sampai ibu berkata padaku, "apa salah ibu, hingga kamu berikan rasa sakit ini kepada ibu nak".

            Melihat ibu menangis dan sahabat terbaik aku membuat aku sadar, bahwa tindakan aku sangat mengecewakan orang-orang yang aku sayang, kesalahan ini tak akan pernah aku ulangi, sejak hari itu aku berjanji tidak akan mengecewakan orang-orang yang aku sayang, aku berjanji pada ibu tangisan ibu hari ini akan ku tebus semuanya dengan ukiran prestasi aku di masa sekolah menengah atas nanti.

Menjadi orang hebat bukan berarti kamu tidak pernah lelah, lelah boleh saja tapi jangan pernah lelah mu membuat orang kecewa, kamu boleh lelah, kamu butuh istirahat , namun jangan lupa untuk bangkit, dan capai semua impianmu, untuk itu jadilah bukan hanya orang pintar, jadilah orang bijak, karena hidup ini adalah tempat kamu belajar yang sesungguhnya.

(DIMAS CHAIRULLAH)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun