"Lu ada masalah apa Steklo, kami kan saudara lu, harusnya lu cerita,ntar lu nyesel, jika hasil ujian nasional lu jelek, orang yang biasa dipuncak persaingan, ntar ditikung orang gimana" kata Nadya.
      "Lu berdua, Cuma mau ngomonin ini, basi tau nggak, emang salah aku  jalan diatas dunia aku sendiri, kalian gak tau gimana jadi aku, kalian mah udah biasa hidup senang, jadi jangan sok tau" jawabku.
      "Karena kami saudara elu, jadi kami tau apa yang terbaik untuk kamu Steklo, kamu kenapa sih" kata Nadya.
      "Aku nggak papa, udah ya , aku mau pulang,banyak tugas, aku nggak berubah kok, aku hanya ingin menjadi apa yang aku inginkan, dan tolong, jangan pernah tanyakan kepada aku, ok" jawabku.
      "Lu jauh berubah Steklo, lu bukan sahabat kami yang dulu"kata Riani.
      "Suatu saat lu akan sadari, bahwa tindakan lu ini akan menyebabkan tangisan bagi orang-orang yang lu sayang" kata Nadya.
      "Aku mau pulang dulu yah, banyak kerjaan , tugas dan aku juga mau nulis, sampai jumpa nanti" jawabku.
Akupun segera pulang, aku ingin mau mengerjakan tugas yang menumpuk sekali, ujian nasional sudah didepan mata.
      Aku masih bersikukuh dengan pendapat aku, menurut aku teman dan sahabat aku nggak ada yang mendukung aku satupun, kini aku berbaring dikamar membaca tulisan-tulisan ku, tak lama setelah itu ponsel ku berdering, aku melihat notifikasinya ternyata Bu Rusmi, wali kelas ku , aku berfikir "ada apa ya bu rusmi menelfon" , aku mengangkat telfon dari bu rusmi.
'hallo, steklo ini ibuk rusmi' ucap bu rusmi.
      'ya buk, ada apa ya buk, jawab ku.