Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

21 Maret 2024   07:33 Diperbarui: 21 Maret 2024   07:41 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kayla, dkk ( Foto Dance Movement)

Kata siapa motivasi belajar hanya untuk kaum dewasa. Anak kecil pun juga memerlukan motivasi dalam belajar di rumah maupun sekolahnya. Motivasi bisa didapatkan dari siapa saja, jika di rumah tentu orang tua sebagai pendamping utama, kakak, kakek nenek, juga bisa dijadikan motivator. Jika di sekolah tentu guru menjadi penggerak utama dalam memotivasi anak didik. 

Memang sih, seiring bertambahnya usia seseorang semakin butuh motivasi di dalam belajar pada khususnya. Namun, kadang dengan beban belajar yang saat ini berat menjadikan motivasi belajar anak didik memudar. Lalu, apa sih yang bisa menjadikan anak didik termotivasi dalam belajar?

Kebersamaan (dokpri)
Kebersamaan (dokpri)

Peran guru jika di sekolah menjadi dominan dalam memotivasi anak didik. Guru wajib menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariasi. Harapannya dapat meningkatkan semangat belajar mereka. Ada banyak metode belajar yang diterapkan contohnya: metode demonstrasi, metode ceramah, metode sosiodrama, metode diskusi, metode permainan, metode pembelajaran kelompok, dan beberapa lainnya. Dengan banyaknya pilihan metode pembelajaran hendaknya guru semakin aktif dan bervariasi dalam mengajar.  

Termotivasi Mandiri (dokpri)
Termotivasi Mandiri (dokpri)

Peran orang tua di rumah harus rela melibatkan diri dalam urusan belajar anak. Jangan sampai hanya memotivasi dengan kata-kata belaka tapi harus terjun langsung. Pengalaman saya dengan anak usia kelas 4 SD, jika ada tugas sekolah yang dikerjakan di rumah saya ikut ambil bagian dalam mengerjakan, tentu dengan porsi yang lebih sedikit dari anak saya sehingga anak yang berperan sentral dalam pengerjaan kita sebagai pendukung saja, penyemangat. 

Menurut Child Mind Institute, yang berbasis di Amerika Serikat, dengan  melibatkan diri  dalam urusan akademik anak,  bisa menunjukkan bahwa kehidupan sekolah dan belajar adalah hal yang menarik, sehingga ia juga tertarik dan termotivasi. Namun, jika anak kita  sudah remaja, jangan terlalu melibatkan diri atau bertanya tentang urusan belajarnya. Anda perlu terlibat, tetapi tetap memberikan ruang kepadanya, kita memantau  saja.

Oya, alangkah baiknya  guru sebagai  pendidik atau orang tua yang ada di rumah memberikan hadiah kepada putra-putrinya jika berhasil mendapatkan prestasi akademik maupun non-akademik. Tidak melulu harus berupa barang mahal, cukup ucapan selamat, membelikan es cream, mengajak ke tempat rekreasi yang murah meriah, itu sudah menjadi reward bagi anak-anak. Itu sudah mampu memberikan spirit mereka dalam belajar. Jadi, yuk kita motivasi mereka dalam belajar, sebab merekalah calon pemimpin masa depan.  "Sukses tidak akan terjadi hanya dalam satu malam. Saat itulah setiap hari kamu menjadi sedikit lebih baik dari hari sebelumnya. Semuanya akan bertambah." - Dwayne Jhonson.

 Evaristus Cahya Triastarka

Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun