Mengapa harus mengulas periode Kota Gede dan Kerta? Sebab kedua periode ini menjadi latar belakang hadirnya Plered sebagai ibukota Mataram yang ke tiga.
Peristiwa-peristiwa monumental pada kedua periode tersebut kiranya perlu diulas (walaupun secara singkat), agar dapat membandingkan kondisi Mataram masa periode Plered dengan periode Kota Gede dan Kerta secara khusus.
Ditampilkannya gelar masing-masing raja, selain untuk membandingkan gelar masing-masing raja Mataram sejak Senopati, Hanyokrowati, sampai Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung, juga untuk membaca konsep raja tentang kekuasaan yang diembannya. Sebab gelar selain menjadi cermin visi kekuasaan yang diemban dan simbol kebesaran raja, juga menjadi cermin kepribadian sang raja.Â
Berdasar tabel di atas akan diulas kilas balik sejarah (peristiwa-peristiwa penting) yang terjadi di masing-masing ibukota. Uraian tentang peristiwa-peristiwa sejarah sebagai berikut:
1. Periode Ibukota Kota Gede
Periode ibu kota Kota Gede, sebenarnya diperankan oleh tiga tokoh yaitu Ki Ageng Pemanahan, Sutawijaya, dan Raden Mas Jolang. Pemanahan sebagai pendiri Kota Gede, namun masih menjadi bagian dari Pajang (kadipaten). Selanjutnya, Sutawijaya menjadi penerus Pemanahan.
Pada saat Sutawijaya berkuasa, berhasil mendirikan kerajaan baru penerus Pajang, yaitu kerajaan Mataram. Maka Sutawijaya adalah pendiri kerajaan Mataram Islam. Sedangkan Raden Mas Jolang, adalah penerus kepemimpinan Mataram yang menggantikan Sutawijaya (Senopati) yang beribukota di Kota Gede.
a. Masa Pemerintahan Sutawijaya atau Senopati (1575-1601)
Sutawijaya adalah raja Mataram pertama. Sejak menjadi raja ia bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa.
Gelar ini menunjukkan bahwa Sutawijaya  adalah pemimpin politik, pemimpin perang, dan pemimpin agama di tanah Jawa. Sutawijaya akhirnya populer dengan sebutan Panembahan Senopati.
Pada masa Senopati, dibangun Masjid Agung Kotagede. Kalau Patih Gajah Mada mempunyai Sumpah Palapa, Senopati mempunyai Visi politiknya menyatukan pulau Jawa (Abimanyu,2015:29).