Mohon tunggu...
SUSANTY
SUSANTY Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya orang yang bersemangat dan terbuka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

LK 3.1. Menyusun Best Practice

30 September 2022   10:13 Diperbarui: 30 September 2022   10:32 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LK 3.1. Menyusun Best Practice

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran


Lokasi                                       : KOTA JAMBI

Lingkup Pendidikan            : SMAN 3 KOTA JAMBI

Penulis                                     : SUSANTY

Tanggal                                    : Aksi 1 dilaksanakan pada Hari Jumat, tanggal 2 September 2022

Aksi 2 dilaksanakan pada Hari Jumat, tanggal 16 September 2022

A. Tujuan yang ingin dicapai : 

AKSI 1

Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam menguasai pemahaman teks Hortatory Exposition terkait fungsi sosial, struktur umum, serta membuat siswa mudah memahami materi yang diajarkan dan mengalami pembelajaran yang menyenangkan.

AKSI 2

Guru belum maksimal dalam pemanfaatan model pembelajaran kreatif dan inovatif, serta penggunaan metode, teknik dan strategi dalam pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa dalam pembelajaran  teks Hortatory Exposition, serta membuat siswa mudah memahami materi yang diajarkan dan mengalami pembelajaran yang menyenangkan.

B. Dengan Metode STAR

SITUASI 


Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

KONDISI YANG MENJADI LATAR BELAKANG MASALAH

Menyikapi kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab saya sebagai guru dalam praktik ini, maka saya mulai dari :

LK 1.1. IDENTIFIKASI MASALAH

Jenis permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya Pedagogik, literasi, dan numerasi.

2. Kesulitan belajar siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus dan masalah pembelajaran (berdiferensiasi) di kelas berdasarkan pengalaman mahasiswa saat menjadi guru.

3. Kurangnya Membangun relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa.

4. Kurangnya Pemahaman/ pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa.

5. Kurangnya penggunaan materi terkait materi Literasi numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS.

6. Kurangnya pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran.

Setelah melakukan melakukan kajian literatur dan mengadakan wawancara dengan guru/teman sejawat, Kepala Sekolah dan Pakar, maka saya menyimpulkan seperti yang tertuang dalam :

LK. 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

(Di bagian Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah), yang menjadi penyebab masalah siswa kesulitan dalam menguasai bagian speaking dalam bahasa Inggris setelah saya rangkum permasalahannya maka yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya Pedagogik, literasi, dan numerasi

a. Lingkungan kelas yang tidak mendukung membuat siswa kesulitan ketika mendengar apa yang disampaikan guru. Misalnya kelas di sebelah yang ribut.

b. Kurang percaya dirinya siswa ketika harus tampil untuk mempresentasikan kemampuannya dalam bidang speaking misalnya saat harus membaca wacana karena pelafalan mereka yang kurang baik, atau saat diminta untuk mendeskripsikan sesuatu karena kurangnya penguasaan grammar dan kosa kata.

2. Kesulitan belajar siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus dan masalah pembelajaran (berdiferensiasi) di kelas berdasarkan pengalaman mahasiswa saat menjadi guru.

a.   Rendahnya pembendaharaan kosa kata (vocabulary) siswa.

b.  Ruang kelas yang kurang mendukung karena ketika berlatih speaking ada kelas di sebelah yang agak berisik yang mengganggu kelancaran dalam berlatih.

c.   Siswa cenderung mempunyai kesukaan masing-masing pada bagian yang ada dalam bahasa Inggris. Ada yang suka speaking dan writing saja, ada yang suka listening saja, dan sebagainya.

d.  Media/sumber belajar yang kurang.

3. Kurangnya Membangun relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa.

a.   Kurangnya pemahaman akan karakteristik siswa.

b.  Sebagian guru masih berpendapat bahwa terlalu dekat dengan siswa akan membuat mereka jadi tidak menghormati. Padahal sebaliknya.

c.   Siswa cenderung takut dengan gaya guru dalam mengajar yang seringkali terlalu serius atau cenderung galak. Sehingga berakibat pada cara mereka bersikap.

d.  Dengan bantuan IT yang sangat hebat pada zaman sekarang ini, jarak dan waktu harusnya tidaklah menjadi halangan bagi guru untuk berinteraksi dengan siswa maupun orangtuanya. Penggunaan aplikasi Whatssap untuk membentuk grup wali murid/siswa per kelasnya bisa membantu kelancaran berkomunikasi guru dengan orang tua siswa dalam membahas masalah-masalah yang di hadapi siswa bahkan orantua siswa sekalipun dalam mengedukasi anaknya di rumah.

4. Kurangnya Pemahaman/ pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa.

a.   Pembelajaran kurang menarik perhatian siswa karena pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa jarang digunakan. Begitu pula dengan kurangnya penggunaan strategi/metode mengajar sehingga dapat mengurangi kebosanan belajar siswa.

b. Penggunaan media belajar tambahan seperti laptop dan  handphone dengan mengambil sumber dari berbagai media membuat  materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

5. Kurangnya penggunaan materi terkait materi Literasi numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS.

a. Metode mengajar guru yang tidak efektif.

b. Tidak adanya feedback positif yang diberikan oleh guru.

b.  Strategi pembelajaran yang klasik/ konvensional yang rata-rata para guru hanya umumnya memakai metode ceramah hingga menimbulkan kebosanan pada siswa.

c.   Kurangnya penguasaan pelafalan yang baik yang dimiliki guru pada saat mengajarkan bagian speaking, sehingga memberikan pemahaman yang salah pula bagi siswa.

d.  Guru harus memahami karakter peserta didik dengan baik agar bisa mengelola dan menyikapi kelasnya dengan baik pula.

e.  Harus bisa berinovasi, apakah dengan model pembelajarannya, metode pembelajarannya, media, sumber atau alat belajar yang digunakan dalam pembelajaran.

g. Guru harus bisa menguasai teknologi dengan baik, apakah itu teknologi berupa alat-alat yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam belajar, atau penggunaan IT dalam bentuk jaringan dan aplikasi supaya bisa memudahkannya dalam menyampaikan materi speaking.


6.Kurangnya pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran.

a.   Kurangnya penggunaan inovasi dalam pembelajaran akan menghambat proses belajar yang berdampak pada hasil belajar.

b.  Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga akan menghambat proses belajar yang berdampak pada hasil belajar.

PENTINGNYA PRAKTIK INI PERLU DIBAGIKAN

Pentingnya praktik ini untuk dibagikan karena menurut saya dengan begitu banyak permasalahan yang saya temui di sekolah, maka saya yakin pasti di sekolah-sekolah lain banyak yang mengalami hal yang serupa. Paling tidak sebagian masalah terjadi di sekolah tersebut.

Dengan adanya saling berbagi seperti ini akan memudahkan bagi rekan guru lainnya untuk mengatasi masalah di sekolahnya dengan lebih baik lagi.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB GURU DALAM PRAKTIK INI

       Yang menjadi tokoh utama, yang paling berpengaruh dan berperan atas terselenggaranya proses belajar dan mengajar yang baik di kelas/di sekolah adalah guru itu sendiri. Ketika seorang guru mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang pedagogik, profesional dan penguasaan teknologi , baik itu teknologi  yang terkait jaringan ataupun teknologi dengan memanfaatkan alam sekitarnya, ditambah dengan penguasaan pengetahuan tentang karakteristik siswa, maka guru sudah dianggap berhasil dalam menyelenggarakan pendidikan.

       Guru dituntut pula untuk cerdas menyikapi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah demi berlangsungan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan segala sumber daya yang  tersedia dan mengolahnya sedemikian rupa agar bisa digunakan dalam membantu prakteknya dalam mengajar.

TANTANGAN 


Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

                Begitu banyaknya permasalahan yang dihadapi seorang guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai tenaga pendidikan di sekolah, membuat guru dituntut harus mampu setelah mengeksplorasi penyebab masalah yang ada untuk bisa menentukan penyebab masalah seperti yang tertuang dalam LK di bawah ini, yaitu :

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah 

(Di bagian Akar Penyebab Masalah) ditemukan begitu banyak akar masalah terkait 6 (enam) masalah yang tertuang di awal di LK 1.1. yang kemudian saya rangkum menjadi beberapa point sebagai berikut :

1. Guru tidak memahami karakteristik Siswa

2. Guru kurang berinovasi dan kurang bereksplorasi dalam hal gaya mengajar, strategi/metode mengajar, model pembelajaran inovatif, pemanfaatan sumber belajar, media belajar yang ada.

3. Kurangnya penguasan guru akan materi pelajaran, pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik.

4.  Guru kurang berinteraksi dengan siswa dan guru kurang memahami karakteristik siswa.

5. Guru kurang menguasai penggunaan teknologi dalam pembelajaran sehingga pemanfaatan teknologi sangat kurang dalam proses belajar.

6. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

TANTANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN

      

       Bagi saya sebagai seorang pendidik, inilah yang menjadi tantangan seorang guru untuk menjadi guru yang baik, YAITU untuk bisa menguasai 6 (enam) kompetensi seperti yang sudah saya sebutkan di atas, yaitu :

1.   Kemampuan yang baik dalam mendesain dan merancang pembelajaran.

2.   Penguasaan pedagogik.

3.   Profesional (menguasai pengetahuan tentang bahasa inggris mulai dari grammar sampai kepada penguasaan writing, listening, reading dan speaking itu sendiri).

4.   Penguasaan teknologi jaringan maupun teknologi yang berasal dari lingkungan sekitarnya untuk kemudahan dalam pembelajaran.

5.   Pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa.

6.   Kecerdasan dalam menyikapi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah.

SIAPA SAJA YANG TERLIBAT DALAM MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT?

Semua pihak yang berada dalam lingkungan sekolah ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan tersebut, mulai dari :

1.            Kepala Sekolah

2.            Para Wakil Kepala Sekolah

3.            Tenaga Pendidik

4.            Tenaga Kependidikan

5.            Para Siswa

6.            Stake Holder Sekolah seperti Komite Sekolah dan Orangtua Siswa,dll.

Semua pihak harus saling bersinergi  dalam tercapainya hasil pendidikan yang baik bagi para siswa di sekolah dengan melaksanakan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) nya dengan sebaik mungkin dan saling mendukung supaya masalah yang dihadapi cepat teratasi.

AKSI 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

         Upaya saya dalam merancang aksi akhirnya sampai kepada LK.1.4 tentang "Masalah terpilih yang akan diselesaikan", dimana saya harus mengerucutkan begitu banyaknya masalah yang ada menjadi 2 (dua) masalah terpilih saja yang harus saya cari solusinya untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi di kelas-kelas yang saya ajarkan.

       Dan 2 (dua) masalah terpilih yang akan diselesaikan ini pada akhirnya harus saya masukkan dalam lesson plan (RPP) saya, lalu saya aplikasikan di kelas tempat saya mengajar. Ternyata bukan hal yang gampang untuk membuat sebuah Lesson Plan (RPP) jika kita tidak mengetahui arti, prinsip-prinsip, komponen dan format pembuatan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang baik dan benar.

LK. 1.4 MASALAH TERPILIH YANG AKAN DISELESAIKAN

 1.           Masalah terpilih pertama yang akan diselesaikan:

Mudah bosannya siswa dalam pembelajaran materi Hortatory Exposition Text ( speaking skill).

Akar penyebab masalah:

Guru kurang  berekplorasi dengan menggunakan banyaknya model pembelajaran inovatif, metode  dan strategi mengajar yang berganti-ganti sesuai kondisi serta kurangnya pemanfaatan media belajar yang ada.

2.            Masalah terpilih kedua yang akan diselesaikan:

Kurangnya media dan sumber belajar siswa untuk materi Hortatory Exposition Text pada writing skill tentang writing, penguasaan grammar, penguasaan vocabulary dan appropriate.

Akar penyebab masalah:

Pemanfaatan teknologi yang maksimal membantu siswa dan guru untuk berinteraksi secara aktif, multimedia pembelajaran hendaknya  memiliki tingkat interaktifitas yang tinggi, agar proses pembelajaran berlangsung dinamis.

Setelah selesai menentukan masalah yang terpilih, maka saya harus melakukan langkah berikutnya yaitu eksplorasi alternatif solusi, dimana di dalam LK 2.1. ini saya harus menentukan lagi dari masalah terpilih yang akan diselesaikan                tersebut harus dicari akar penyebab masalahnya,             mengeksplorasi alternatif solusinya kemudian melakukan          analisis terhadap alternatif solusi. Hal ini dilakukan setelah saya melakukan wawancara dengan teman sejawat, Kepala Sekolah, Pakar di bidangnya, lalu melakukan kajian literatur dari beberapa literatur ilmiah dalam bidang pendidikan yang terkait dengan permasalahan saya tersebut.

Di bawah ini saya tampilkan Analisis Alternatif Solusi yang sudah saya buat.

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih yang akan dilaksanakan dalam rencana Aksi 1 & 2 :

  • Masalah terpilih pertama yang akan diselesaikan:

Mudah bosannya siswa dalam pembelajaran materi Hortatory Exposition Text ( speaking skill).

  • Masalah terpilih kedua yang akan diselesaikan:

Kurangnya media dan sumber belajar siswa untuk materi Hortatory Exposition Text pada writing skill tentang writing, penguasaan grammar, penguasaan vocabulary dan appropriate.

      (Di bagian Analisis Alternatif Solusi) didapatkan:

1. Salah satu yang menyebabkan munculnya perasaan bosan dan jenuh dalam diri siswa adalah pembelajaran yang monoton atau dengan cara yang begitu-begitu saja. Oleh karena itu sebaiknya guru menerapkan pembelajaran yang bervariasi, misalkan dalam pertemuan pertama guru menggunakan model pembelajaran mind mapping maka dalam pertemuan selanjutnya guru menggunakan model lain seperti model pembelajaran berbasis pengalaman dan begitupun dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Jika hal tersebut dilakukan maka siswa akan selalu antusias mengikuti pembelajaran sehinggan perasaan bosan dan jenuh bisa dihindari.

2. Sebagian guru mengajar dengan menggunakan metode teacher centered yakni pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru sehingga siswa seolah-olah hanya sebagai pendengar dalam pembelajaran, sebaiknya dalam proses pembelajaran diterapkan metode student centered dimana siswa yang menjadi pusat pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan terlibat dalam pembelajaran, peran guru dalam student center sebagai fasilitator, katalisator, motivator dan inspirator. Dengan metode tersebut siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran serta bisa mencegah perasaan jenuh dan bosan dalam belajar.

3. Kontekstual learning adalah pembelajaran yang membawa siswa dalam pembelajaran yang nyata bukan hanya sekedar teori namun disertai dengan media yang bisa membuat proses pembelajaran lebih nyata, menerapkan pembelajaran kontekstual bisa dilakukan dengan mengajarkan siswa belajar diluar ruangan atau dialam misalkan di lingkungan sekitar sekolah. Selain menyenangkan pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa bisa melihat secara nyata wujud benda yang dipelajari misalkan siswa belajar tentang tumbuhan maka siswa diajak belajar di sekitar sekolah untuk melihat berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitarnya.

  • Kebiasaan bermain dalam diri siswa tidak bisa dihilangkan begitu saja, dan tak jarang kita menemukan siswa yang bermain-main dalam ketika pembelajaran sedang berlangsung dan hal tersebut wajar. Oleh karena itu tidak ada salahnya mencoba menerapkan pembelajaran yang membawa siswa bermain namun tetap berisi nilai-nilai pelajaran di dalamnya. Misalkan permainan games dengan model TGT (teams games tournamnet), Problem solving,  GI (group investigation) dan lain-lain.

  • Guru memegang peranan sentral dalam suatu pembelajaran, kondusif atau tidaknya suatu pembelajaran, menyenangkan atau tidaknya suatu pembelajaran, antusias atau tidaknya siswa semua tergantung dari cara guru dalam menyajikan pembelajaran. Dengan menjadi guru dengan pribadi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih enjoy dalam mengikuti pembelajaran, perasaan tertekan dapat diminimalisir.

  • Dengan menggunakan media pembelajaran pemahaman siswa lebih realistis atau nyata tidak hanya sebatas teori dan konsep saja. Misalkan ketika guru berbicara tentang Greeting Card, maka siswa tidak hanya diperlihatkan greeting card yang tertera dalam bentuk gambar di dalam buku saja, tetpi guru telah menyiapkan beberapa greeting card untuk diperlihatkan langsung kepada. Bisa juga dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui handphone, komputer atau infocus sebagai media untuk memperlihatkan sesuatu yang dimaksud kepada siswa.

  • Kurangnya pengetahuan  dan keterampilan guru dalam hal penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi yang berasal dari lingkungan sekitarnya untuk menunjang proses belajar mengajar yang baik dan menyenangkan itu bisa diperoleh dengan cara mengikuti:

a. Diklat atau kursus yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui banyak instansi atau lembaga yang sudah di tentukan.

b. Kursus dengan biaya sendiri  di tempat atau dengan orang yang ahli di bidang tersebut.

c. Belajar secara otodidak melalui media-media pembelajaran berbasis teknologi yang ada.

Setelah proses ini selesai dilakukan, maka langkah terakhir yang harus saya lakukan adalah Menentukan Solusi di LK. 2.2. Sekali lagi saya harus mengeksplorasi alternatif solusi, mencari solusi yang relevan, menganalisis penentuan solusi tersebut, dan akhirnya saya mendapatkan hasil analisis penentuan solusi yang saya inginkan.

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Di LK ini saya mendapatkan solusi untuk permasalahan yang saya hadapi di kelas berkaitan penyajian Materi Hortatory Exposition Text dengan pilihan keterampilan Speaking (berbicara) dan Writing (menulis) bagi siswa yang nantinya akan saya masukkan ke dalam Rencana Aksi 1 dan 2 saya.

( Di bagian Hasil Analisis Penentuan Solusi), tercantum :

1.            Model pembelajaran yang digunakan  :    

Pembelajaran kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri Pembelajaran Kontekstual CTL

Pembelajaran kontekstual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.            Memfokuskan pada pemecahan masalah.

2.            Mengetahui dan sadar bahwa pembelajaran dan pengajaran harus ada berbagai konteks.

3.            Memandu dan membimbing siswa dalam belajar hingga menjadi pembelajar yang mandiri.

4.            Menanamkan pengajaran sesuai konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.

5.            Memacu siswa untuk bisa belajar dengan sesamanya.

6.            Memakai penilaian autentik.

Langkah-Langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Dalam model pembelajaran kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning), terdapat langkah yang harus ditempuh, berikut uraiannya:

1.   Modeling, di sini guru akan mengutarakan kompetensi dan tujuan, bimbingan dan motivasi. Tanamkan pola pikir bahwa para siswa akan lebih memahami pelajaran dengan belajar secara mandiri, menemukan ilmu secara mandiri, mengkonstruksi gagasan secara mandiri.

2.   Inquiry terdiri dari pengidentifikasian, analisis, observasi, hipotesis. Lakukan aktivitas inquiry untuk berbagai teori dan konsep.

3.   Questioning, langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun, evaluasi, inquiry dan generalisasi. Tanamkan karakter ingin tahu pada pembelajar dengan bertanya.

4.   Learning community, cakupan pada bagian ini adalah belajar kelompok/grup, siswa diminta untuk bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan penelitian.

5.   Constructivisme terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-sintesis, konstruksi teori dan pemahaman.

6.   Reflection, pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan merangkum materi pada sesi akhir pertemuan.

7.   Authentic Assessment ini merupakan proses akhir pembelajaran di mana siswa dinilai dan menilai secara objektif agar siswa bisa mewujudkan kompetensi yang telah disampaikan pada awal sesi.

Tujuan CTL

Dengan penerapan pembelajaran CTL ini siswa bisa terdorong untuk mengetahui hakikat dari sebuah bahan pelajaran yang diterima. Karena pelajaran yang diterima tidak jauh dari fakta yang ada di kehidupan mereka.

Tujuan Model pembelajaran CTL adalah:

1.      siswa akan aktif dalam pembelajaran karena dalam prosesnya pembelajaran ini tidak hanya duduk pasif mengingat, mencatat dan mendengar.

2.      CTL mengharuskan guru untuk bisa menumbuhkan minat siswa dalam belajar

3.      siswa bisa berpikir kritis dan mandiri sehingga kedepannya mereka bisa memfilter dan memilih segala pengetahuan yang masuk.

4.      melibatkan siswa untuk bisa mengkoneksikan pelajaran sekolah dengan konteks di kehidupan nyata.

5.      Siswa bisa lebih leluasa untuk menjelaskan segala data informasi yang rumit dan siswa juga bisa memahami sebuah informasi dengan baik.

2.            Strategi mengajar

Penerapan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam keterampilan Speaking (Berbicara) merupakan salah satu kompetensi dasar yang berusaha mengungkapkan gagasan melalui bahasa lisan. Berbicara merupakan kegiatan menghubungkan antara semata dengan kepercayaan diri untuk tampil mengungkapkan gagasan. Suasana kelas memiliki peran dalam pembelajaran Speaking (berbicara).

Pembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik belajar dalam konteks interaksi kelompok (cooperating).

Guru membuat suatu kelompok belajar (learning community). Dalam komunitas tersebut siswa berusaha untuk mengutarakan pikirannya, berdiskusi dengan teman. Konsep dasar dalam teknik ini adalah menyatukan pengalaman-pengalamn dari masing-masing individu. Teknik ini memacu siswa untuk berkomentar, mengungkapkan gagasannya dalam komunitas belajar. Tahap pertama, siswa diberikan peluang untuk berbicara. Apabila terdapat kesalahan penggunaan bahasa, guru dapat memberikan pembenaran selanjutnya. Menumbuhkan keterampilan berbicara, dimulai dengan menumbuhkan kepercayaan diri pada diri siswa.

Prinsip CTL memuat konsep kesalingbergantungan para pendidik, siswa, masyarakat, dan lingkungan. Prinsip tersebut memacu siswa untuk turut mengutarakan pendapat dalam memecahkan masalah.

Prinsip diferensiasi dalam CTL membebaskan siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, membebaskan siswa untuk belajar dengan cara mereka sendiri.

CTL merupakan salah satu alternatif pembelajaran inovatif, kreatif, dan efektif. Keterampilan berbicara menggunakan bentuk penilaian berupa unjuk kerja. Siswa diberikan instrumen yang dapat membuatnya berbicara atau berkomentar. Berpidato, menceritakan kembali, berkomentar, bertanya merupakan salah satu kegiatan dalam berbicara. Penilaian yang dilakukan guru harus sesuai dengan fakta di kelas. Siswa yang pandai berbicara layak mendapatkan nilai tinggi dalam kompetensi berbicara dibandingkan siswa yang frekuensi berbicaranya rendah.

3.            Media yang Digunakan

a.   Menerapkan pembelajaran kontekstual bisa dilakukan dengan cara mengajarkan siswa belajar diluar ruangan atau di alam sekitar misalkan di lingkungan sekitar sekolah. Selain menyenangkan pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa bisa melihat secara nyata wujud benda yang dipelajari misalkan siswa belajar tentang tumbuhan maka siswa diajak belajar di sekitar sekolah untuk melihat berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitarnya.

          Guru memanfaatkan media pembelajaran yang ada semaksimal mungkin agar pemahaman siswa lebih realistis atau nyata tidak hanya sebatas teori dan konsep saja. Misalkan ketika guru meminta siswa untuk  berbicara mendeskripsikan bentuk sebuah patung, maka guru bisa membawa contoh sebuah patung untuk diperlihatkan kepada siswa, agar siswa bisa mendeskripsikannya dengan tepat.

b.  Bisa juga dengan pemanfaatan teknologi informasi digital melalui handphone, komputer atau infocus sebagai media untuk memperlihatkan sesuatu/contoh yang dimaksud kepada siswa.

LANGKAH YANG DILAKUKAN UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN TERSEBUT

Seorang guru professional harus mampu mengatasi tantangan yang dihadapinya dalam pembelajaran dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut :

AKSI 1

1.   Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan:

A. Merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru mengembangkan RPP dengan kegiatan yang berpusat pada siswa (student centered).

B.  Memahami karakteristik siswa dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan siswa disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan.

C.  Menggunakan media pembelajaran, sumber belajar dan bahan ajar yang menarik.

D. Menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dan gampang dipahami siswa.

2.  Yang terlibat untuk melaksanakan strategi ini tentu saja Guru dan Siswa itu sendiri, lalu dibantu oleh teman sejawat ketika bertukar pikiran merumuskan strateginya.

3.   Proses yang dibutuhkan untuk menyiapkan hal ini tentu tidak sebentar. Butuh waktu dan pikiran yang tidak sebentar dalam menyiapkan segala sesuatunya agar yang direncanakan berjalan dengan baik.

Mulai dari menentukan materi, media dan sumber belajar dan bahan ajar sampai kepada penentuan model pembelajaran inovatif apa yang cocok digunakan.

4.   Model pembelajaran yang digunakan  :    

Pembelajaran kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.

5.  Keterampilan psikomotorik yang dipilih adalah Speaking (berbicara) ditambah tes pengetahuan siswa dalam bentuk essay.

6.  Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini diperoleh melalui INTERNET, Channel Youtube, Google Chrom.

AKSI 2

1. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan ;

A. Merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru mengembangkan RPP dengan kegiatan yang berpusat pada siswa (student centered).

B. Memahami karakteristik siswa dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan siswa disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan.

C. Menggunakan media pembelajaran, sumber belajar dan bahan ajar yang menarik sekalipun sederhana.

D. Menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dan gampang dipahami siswa.

E.   Yang terlibat untuk melaksanakan strategi ini tentu saja Guru dan Siswa itu sendiri, lalu dibantu oleh teman sejawat ketika bertukar pikiran merumuskan strateginya.

F.   Proses yang dibutuhkan untuk menyiapkan hal ini tentu tidak sebentar. Butuh waktu dan pikiran yang tidak sebentar dalam menyiapkan segala sesuatunya agar yang direncanakan berjalan dengan baik.

Mulai dari menentukan materi, media dan sumber belajar dan bahan ajar sampai kepada penentuan model pembelajaran inovatif apa yang cocok digunakan.

G.  Model pembelajaran yang digunakan  :    

Pembelajaran kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.

H.  Keterampilan psikomotorik yang dipilih adalah Writing (menulis) ditambah tes pengetahuan siswa dalam bentuk pilihan ganda.

I.    Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini diperoleh melalui INTERNET, Google Chrom, Buku Pegangan Siswa kelas XI Bahasa Inggris Lintas Minat dan hand phone.

REFLEKSI


Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi  dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

 

 

AKSI 1 dan AKSI 2

Dampak dari aksi    terhadap Langkah-langkah yang dilakukan  adalah :

1. Setelah di aplikasikannya Model Pembelajaran kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas,  dampaknya terhadap siswa yaitu membuat siswa lebih semangat dan aktif dalam proses belajar. Siswapun terlihat lebih rileks.

2. Penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk slide dan video maka secara umum dapat dikatakan bahwa berdampak efektif karena sudah membuat siswa lebih semangat dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.


Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan adalah :

3. Saat proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut, respon dari lingkungan sekitar yaitu:

a.   Terutama siswa di dalam kelas yang mengikuti pembelajaran sangat responsif dan lebih santai dari biasanya.

b.  Kepala Sekolah dan teman sejawat merespon baik meskipun beliau berdua tidak bisa hadir langsung di dalam kelas, tetapi melalui video yang sudah diunggah di Youtube Beliau bisa melihat proses dari awal sampai akhir saat saya mengajar.

c.   Dosen dan guru pamong memberikan respon positif, diantaranya:

*    Kegiatan AKSI 1 sebagian besar sudah sinkron dengan RPP 1 hanya dibagian pemberian tujuan pembelajaran, guru belum utuh karena hanya brainstorming saja.

*    Kegiatan Aksi 2 sudah sinkron dengan RPP 2.

Yang menjadi   faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan, yaitu:

1.   Persiapan guru yang baik dan matang mulai dari materi ajar, bahan ajar, media pembelajaran, alat pembelajaran dan sumber belajar.

2.   Guru tepat dalam menerapkan strategi dan model pembelajaran.

3.   Jika suasana sekitar kelas kondusif.

4.   Jika guru dalam kondisi sehat/fit ini juga bisa mempengaruhi keaktivan siswa dalam berkegiatan selama belajar.

5.   Jika tidak terjadi pemadaman listrik, maka guru bisa menggunakan daya listrik  untuk misalnya: laptop, infocus, dan sound sistem dalam proses pembelajaranya.

Yang menjadi   faktor ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan, yaitu :

1.   Kurangnya persiapan guru mulai dari materi ajar, bahan ajar, media pembelajaran, alat pembelajaran dan sumber belajar.

2.   Kurang tepatnya guru dalam menerapkan strategi dan model pembelajaran.

3.   Jika suasana sekitar kelas sangat berisik bisa mengganggu kelancaran proses belajar dan berdampak kepada hasil belajar siswa, contoh : hujan yang sanat deras dengan petir.

4.   Jika guru dalam kondisi kurang sehat/fit ini juga bisa mempengaruhi keaktivan siswa dalam berkegiatan selama belajar.

5.   Jika terjadi pemadaman listrik, ini juga bisa membuat gagal, apalagi jika guru menggunakan daya listrik  untuk misalnya: laptop, infocus, dan sound sistem dalam proses pembelajaranya.

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut yang saya dapatkan adalah:

1.   Salah satu yang menyebabkan munculnya perasaan bosan dan jenuh dalam diri siswa adalah pembelajaran yang monoton atau dengan cara yang begitu-begitu saja. Oleh karena itu sebaiknya guru menerapkan pembelajaran yang bervariasi, misalkan dalam pertemuan pertama guru menggunakan model pembelajaran inovatif mind mapping maka dalam pertemuan selanjutnya guru menggunakan model lain seperti model pembelajaran berbasis pengalaman dan begitupun dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Jika hal tersebut dilakukan maka siswa akan selalu antusias mengikuti pembelajaran sehinggan perasaan bosan dan jenuh bisa dihindari.

2.   Sebagian guru mengajar dengan menggunakan metode teacher centered yakni pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru sehingga siswa seolah-olah hanya sebagai pendengar dalam pembelajaran, sebaiknya dalam proses pembelajaran diterapkan metode student centered dimana siswa yang menjadi pusat pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan terlibat dalam pembelajaran, peran guru dalam student center sebagai fasilitator, katalisator, motivator dan inspirator. Dengan metode tersebut siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran serta bisa mencegah perasaan jenuh dan bosan dalam belajar.

3.   Kontekstual learning adalah pembelajaran yang membawa siswa dalam pembelajaran yang nyata bukan hanya sekedar teori namun disertai dengan media yang bisa membuat proses pembelajaran lebih nyata, menerapkan pembelajaran kontekstual bisa dilakukan dengan mengajarkan siswa belajar diluar ruangan atau dialam misalkan di lingkungan sekitar sekolah. Selain menyenangkan pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa bisa melihat secara nyata wujud benda yang dipelajari misalkan siswa belajar tentang tumbuhan maka siswa diajak belajar di sekitar sekolah untuk melihat berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitarnya.

4.   Kebiasaan bermain dalam diri siswa tidak bisa dihilangkan begitu saja, dan tak jarang kita menemukan siswa yang bermain-main dalam ketika pembelajaran sedang berlangsung dan hal tersebut wajar. Oleh karena itu tidak ada salahnya mencoba menerapkan pembelajaran yang membawa siswa bermain namun tetap berisi nilai-nilai pelajaran di dalamnya. Misalkan permainan games dengan model TGT (teams games tournamnet), Problem solving,  GI (group investigation) dan lain-lain.

5.   Guru memegang peranan sentral dalam suatu pembelajaran, kondusif atau tidaknya suatu pembelajaran, menyenangkan atau tidaknya suatu pembelajaran, antusias atau tidaknya siswa semua tergantung dari cara guru dalam menyajikan pembelajaran. Dengan menjadi guru dengan pribadi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih enjoy dalam mengikuti pembelajaran, perasaan tertekan dapat diminimalisir. Kedekatan dengan siswa harus terjaga dengan baik supaya sikap saling menghargai selalu tertanam dalam keseharian.

6.   Dengan menggunakan media pembelajaran pemahaman siswa lebih realistis atau nyata tidak hanya sebatas teori dan konsep saja. Misalkan ketika guru berbicara tentang Greeting Card, maka siswa tidak hanya diperlihatkan greeting card yang tertera dalam bentuk gambar di dalam buku saja, tetpi guru telah menyiapkan beberapa greeting card untuk diperlihatkan langsung kepada. Bisa juga dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui handphone, komputer atau infocus sebagai media untuk memperlihatkan sesuatu yang dimaksud kepada siswa.

7.   Kurangnya pengetahuan  dan keterampilan guru dalam hal penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi yang berasal dari lingkungan sekitarnya untuk menunjang proses belajar mengajar yang baik dan menyenangkan itu bisa diperoleh dengan cara mengikuti:

a.   Diklat atau kursus yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui banyak instansi atau lembaga yang sudah di tentukan.

b.  Kursus dengan biaya sendiri  di tempat atau dengan orang yang ahli di bidang tersebut.

c.   Belajar secara otodidak melalui media-media pembelajaran berbasis teknologi yang ada.

8.   Bagi saya sebagai seorang pendidik, inilah yang menjadi tantangan seorang guru untuk menjadi guru yang baik, YAITU untuk bisa menguasai 6 (enam) kompetensi seperti yang sudah saya sebutkan di atas, yaitu :

a.   Kemampuan yang baik dalam mendesain dan merancang pembelajaran.

b.  Penguasaan pedagogik.

c.   Profesional (menguasai pengetahuan tentang bahasa inggris mulai dari grammar sampai kepada penguasaan writing, listening, reading dan speaking itu sendiri).

d.  Penguasaan teknologi jaringan maupun teknologi yang berasal dari lingkungan sekitarnya untuk kemudahan dalam pembelajaran.

e.  Pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa.

f.   Kecerdasan dalam menyikapi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah.

TERIMA KASIH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun