Terus kamu screenshot foto itu, tanya aku, mancing-mancing?
"Iya dong," dia jawab sambil ketawa.
Aku ikut ketawa. Yah, aku juga bakal begitu, kataku dalam hati, membayangkan kalau aku berada di posisinya. Rasanya lucu, hangat, dan sedikit absurd---tapi justru momen-momen kecil kayak gini yang bikin nostalgia terasa hidup
Kami berdua ikut tertawa. Dan dalam tawa itu, aku sadar---meski waktu sudah berjarak puluhan tahun, ada hal-hal yang tidak bisa benar-benar hilang. Wangi parfum bisa berganti, grup chat bisa pindah platform, tapi rasa? Ia hanya berubah bentuk, menunggu kesempatan untuk kembali muncul di sela-sela percakapan sederhana.
Â
Cinta versi Ikang Fawzi
"Kamu masih simpan kaos sama surat-suratku?" tanyanya tiba-tiba.
"Masih," jawabku singkat.
"Masih kamu baca?" suaranya agak pelan, seperti setengah takut pada jawabanku.
Aku ngakak. "Enggak. Ngapain dibaca kalau udah hapal di luar kepala?"
Ratna ikut ketawa. Di tengah tawa itu, suara Mila nyeletuk dari samping, "Dipersilakan kalau mau pindah meja, ya."