Dunia Selebar Daun Kelor
Aku bengong. Rasanya kayak dilempar balik ke tahun 1989, ke bangku panjang kantin, ke momen pertama kali aku berani nunjukin suka tapi cuma dalam nyanyian lagu Cinta-nya Vina Panduwinata. Dan sekarang, di Pizza Marzano, kursi kosong itu malah ditempati Ratna.
Kenapa bisa begini?
Aku teringat teori bumi datar. Padahal aku percaya dunia itu bukan datar. Dunia itu kecil, selebar daun kelor. Buktinya: Ratna.
Ternyata semesta Ratna beririsan dengan semesta Mila. Sepupu Mila kuliah satu kampus dengan Ratna, di Fakultas Arsitektur universitas nomor satu di republik ini. Mila dan Ratna sudah lama saling follow di IG.
Jadi, waktu aku iseng komentar di postingan Mila tentang Prambanan Color Run, Ratna dan sepupunya Mila ikut nimbrung. Dari situlah Ratna mampir ke profilku.
Nama yang kupakai memang alter ego, tapi wajah di foto terasa familiar buatnya.
Makanya Ratna DM ke Mila:
"Ini orang kok familiar. Kamu punya foto dia tanpa brewok nggak?"
Dan Mila, dengan entengnya, bilang itu satu sekolah kok, lalu mengirim foto. Foto yang diambil dari IG-ku waktu kumpul dengan teman-teman SMA. Ratna lihat dan notice ada beberapa yang dia kenal karena kita kan seleting.
Ratna lihat, lalu balas ke Mila:
"Ya ampun. Ini kan dia..."
Aku baru tahu cerita itu setelah duduk di depan Ratna. Mila sambil cekikikan nyeritain kronologi DM. Ratna ikut nyengir, lalu dari HP-nya dia kasih lihat foto yang Mila kirim.