Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

That's a Surprise About a Surprise; That's a Second-Degree Surprise!

7 September 2025   11:46 Diperbarui: 13 Oktober 2025   20:52 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"From 1989 to Today: A Reunion Decades in the Making" by Kasep Photo 

Aku bercanda, "Kalau oleh-oleh dari Prambanan, bisa jadi dulur aku yang jualan, tuh."
Dia ketawa.
Aku nyengir. "Aku belum bisa janji apa-apa," lalu menutup chat singkat itu.

Sabtu siang, jam dua.
Mila DM lagi: Jangan lupa.
Aku masih malas. Jakarta lagi chaos, macet di mana-mana. Mau nyetir? Udah kebayang macetnya. Mau motoran? Ntar bau asap.

Mila DM lagi: Pizza Marzano, PIM 2.
Yah, sudah lah, aku pergi juga. Terakhir ketemu habis Lebaran kemarin, sudah lumayan lama.

Dan benar, macet dan hujan. Macetnya bikin kepala cenat-cenut. Aku sampai paling akhir. Dari kaca restoran, aku lihat mereka sudah kumpul. Widya duduk depan Esti, Rudi depan Mila. Ada satu cewek yang aku nggak kenal, rambut sebahu. Mungkin bininya Rudi atau ada alumni baru join. Kursi depannya kosong. Buatku kali, pikirku.

Aku masuk. Mila dan Widya langsung sorakin, HP mereka mengarah ke aku. Direkam, difoto, sudah tradisi tiap ketemu. Aku sadar, malah sengaja joget-joget gaya pacu jalur. Semua ketawa.

Aku duduk. Salam ke semuanya, dimulai dari perempuan di depanku yang aku nggak kenal. "Hai," sapaku ramah. Lanjut ke Mila, Rudi, Esti, dan Widya.

Aku langsung tanya Mila, "Mana oleh-olehnya?"
Mila senyum sambil nunjuk cewek di depanku.
Aku diam, mencerna lama. Ngeliatin, sambil mengingat, sampai kayaknya dia sendiri nggak sabar.

"Kamu lupa beneran, yah???"

Kalimat itu yang bikin aku sadar pelan-pelan.

Ratna.
Yang terakhir kulihat tahun 1989. Yang terakhir ku lihat berjalan menjauh memasuki fokker 28 dan terbang meninggalkan ku.

Ratna yang aku pernah ceritakan di kisah "Begitu Banyak Kesedihan Dalam Merindukanmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun