Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pangeran Kerinduan

14 Juni 2019   17:13 Diperbarui: 14 Juni 2019   17:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari https://data.whicdn.com/

"Maafkan Mbak Ris, Vie, " ujar Mbak Ris lagi sesaat ia melihat adiknya sudah mulai tenang. "Kalau selama ini Mbak seperti membatasi pergaulan kamu karena Mbak nggak ingin kejadian seperti ini. Mbak kenal betul siapa Jemy. Dia anak tunggal yang ingin mempunyai banyak saudara termasuk seorang adik. Sementara kalau untuk urusan pacar, dia lebih senang yang lebih tua darinya. Seperti pacarnya yang dulu itu."

"Kenapa Mbak nggak pernah terus terang sama Vie?"

Mbak Ris mengambil nafas panjang. Ia mengambil jemari tangan Vie lalu digenggamnya. "Kadang-kadang ada kondisi seorang kakak sulit mengungkapkan sesuatu hal kepada adiknya. Ada banyak pertimbangan yang nggak bisa diucapkan meskipun dia tahu akan menjadi hal yang menyakitkan kelak. Apalagi Mbak tahu, kamu lagi sangat kasmaran pada Jemy. Tadinya Mbak berharap, kamu mau nurut sehingga Mbak nggak perlu menjelaskan yang susah Mbak jelaskan itu."

"Mbak jahat!"

"Ya, Mbak memang jahat," Mbak Ris menatap adiknya lekat-lekat, "Tapi, Mbak juga sayang sama kamu. Mbak ingin, kamu  bisa dewasa karena hal ini, Vie. Percayalah, waktu akan menjelaskan hal-hal yang nggak terungkapkan tadi."

Vie hanya diam. Sisa tangis masih terkias di wajahnya. Mbak Ris merengkuh adiknya itu. "Kadang kita memang harus membiarkan seseorang terantuk batu supaya tahu sakitnya kalau jatuh. Sedikit jahat, tapi yakinlah, kamu akan menjadi pengalaman berharga buatmu."

Lagi-lagi Vie diam.

 "Maafkan Vie juga, Mbak," Vie memeluk kakaknya itu penuh ketulusan.

"Sama-sama, Vie." Mbak Ris pun demikian adanya. "Percaya sama Mbak, kamu pasti akan mendapat pengganti Jemy yang lebih oke."

Vie mengangguk mantap.

Jauh di lubuk hatinya, Vie menyisakan harap semoga ia bisa memetik hikmah dari pengalaman tak terlupakan ini.

* Pernah dimuat di majalah Shop and Shop, April 2007

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun