Selalu menolak ajakan teman membuatku hanya jadi penonton. Penyesalan datang terlambat, sampai akhirnya ada kesempatan untuk bangkit.
Dia datang, mendekat, lalu membisikkan kata-kata yang membuatku melongo. Kenapa aku malah lupa mendengarnya?
Wanita pucat seperti mayat hidup, yang berkali-kali dilarikan kerumah sakit
Bukan Akhir yang SempurnaDitulis oleh: Tia MaimunahMatahari pagi menyambut langkah Ara. Senyum mentari menemaninya dalam perjalanan menuju ke Se
Kadang kita masa bodoh dengan urusan orang. Kadang tidak bisa cuek kala mendengar kisah tragis teman. Coba saja menuliskan siapa tahu jadi ide berguna
Di SMA Negeri 11 Bandung, Arka dan Bima berdiri di dua kutub berseberangan: Arka, si tampan dan populer, dan Bima, sosok pintar, dewasa, tapi pendiam.
Konon setelah peristiwa memenangkan lomba yang diadakan kancil, seperti cerita saya itu, Dhogol menjadi rajin mandi setiap akan berangkat sekolah.
Kenangan terindah dari dua remaja yang terlibat dalam cinta monyet. Kisah yang lugu, lucu dan wagu
Argo telah melakukan hal yang sebenarnya sederhana namun telah dibuatnya menjadi hal yang rumit, menjadi hal yang bersifat mendesak dan sangat penting
Ah, kedua remaja ini lupa bahwa keberadaan mereka berdua diperthatikan oleh belasan anak di kelas Dita. Untung mereka tak mengganggunya.
Kini aku di kamar sendiri. Kutundukkan kepalaku. “Bisma aku sayang padamu, tapi aku tak ingin memilikimu!”
Semoga Allah segera menyadarkan hati teman-teman putriku agar mereka ingat bahwa di raga wanita harus ada harga diri yang nyata.
Dan diguratkannya sebuah kalimat di hatinya, “Intan aku menghormatimu, biarlah kusimpan dahulu harapanku.”
Gambar pemandangan atas nama Dhogol mendapat nilai delapan. Dhogol senang, tertawa, tapi ketawanya sudah tidak selebar biasanya.
Di raihnya tas persegi. Prull! Ada ceceran jatuh dari tas. Dan ketika tampak tas Navi berlubang di kedua pojoknya, Mamet tertegun, “Kok bolong?" Tikus
Ternyata pula ketika aku datang ke rumahnya, ibu Laras sangat ramah menyambutku! Aku suka!
“Gomang bisa! Gomang bisa!” ledek ibunya sambil jongkok di depan Gomang dan menatap wajahnya. Gomang merengut. Sejak itu Gomang kapok!
Telah terpecahkan teka-teki Sang Spiderman di sekolahnya. Ada kebanggaan di hati Bu Nana atas kemampuan Gilang.