Cerpen Remaja -- Ketika Kau Terluka
"Aku tidak suka!"Â gerutu Brama dengan geram. Perasaannya tersinggung. Cinta membuatnya cemburu. Dadanya bergolak dan membuat ia seakan sulit bernafas. "Tidak boleh kubiarkan! Harus kuurus sebelum berlanjut".
.
Purbalingga, Bulan Maret. Sore itu langit begitu cerah. Musim hujan sudah mulai reda. Mungkin kemarau segera akan datang kembali. Bulan Maret, bulan dimana hujan mulai seret. Di jalan Letkol Isdiman berjalan dua remaja putri, Intan dan Wangi. Keduanya cantik.
Cantik menurut ukuran Brama. Bukankah cantik itu relatif? Tiap orang punya pandangan sendiri-sendiri. Yang cantik buat Brama belum tentu cantik buat orang lain, begitupun sebaliknya.
Tapi rasanya bukan hanya Brama saja yang mengakui kecantikan Intan. Semua akan setuju bahwa Intan cantik. Pak Toto juga pernah berkata bahwa Intan cantik, padahal Pak Toto jarang sekali mengatakan seseorang itu cantik. Jadi pendapat Pak Toto dapat dijadikan pedoman bahwa kecantikan Intan bersifat obyektif. He, he!
Intan berambut pendek, pendek sekali, hanya seleher. Rambut yang bagian bawah dibiarkan tergerai-gerai. Rambut bagian depan dijambul. Model rambut yang sangat serasi dengan bentuk wajahnya. Gadis ini punya keistimewaan yaitu cara dia tertawa. Kalau tertawa, Intan tampak ramah dan terdengar riang. Nama lengkapnya Intan Sulistyaningtyas. Nama Jawa. Intan artinya "permata"; Sulistya artinya "cantik"; Ning bermakna "di" dan Tyas artinya "hati". Jadi terjemahan nama gadis ini secara lengkap mengandung doa agar gadis ini selalu menjadi permata yang cantik dan baik lahir-batinnya. Nama yang sangat menyentuh.
Remaja yang satu adalah Wangi, lengkapnya Retno Pudak Wangi. Bagai nama gadis padepokan di suatu pertapaan di tepi pantai. Nama Jawa juga. Retno = permata; pudak = nama bunga pandan; wangi = harum. Jadi arti namanya, kurang lebih adalah "Permata dari bunga Pandan yang berbau harum". Rambutnya sepunggung, tergerai lurus. Wajahnya oval. Dagunya bagai sarang lebah bergantung. Hidungnya sedikit mancung. Senyumnya tulus. Saat bicara sinar matanya berbinar-binar. Ia selalu rapi dalam berpakaian.
Jatuh cinta saat remaja, saat masih sekolah adalah saat yang begitu mengesankan. Perasaan indah menusuk kalbu mewarnai hidup, walau semuanya hanya dalam angan-angan. Tanpa sentuhan raga, hanya ada sentuhan rasa. Sungguh mempesona. Brama jatuh hati kepada Intan dan Intan samar-samar juga tahu perasaan Brama. Brama kelas 3 dan Intan kelas 2.
Ketidakterusterangan Brama atas perasaan hatinya kepada Intan itulah yang membuat keduanya menjadi canggung saat bertemu. Brama selalu gelisah, ketakutan jika Intan suatu saat menjatuhkan pilihan hatinya bukan kepada Brama. Gawat! Anak secantik Intan pasti banyak cowok yang naksir.