Banyak pemilik mobil listrik pernah mengalami hal ini: baterai sudah tinggal setengah, perjalanan masih panjang, dan SPKLU terdekat penuh antrean. Range anxiety itu nyata.
Pertanyaannya sederhana: kalau jarak tempuh yang kita butuhkan melebihi kemampuan EV, apa solusinya?
Jawaban paling logis bukan buru-buru beli EV dengan baterai lebih besar, atau berburu fast charging di tengah malam. Ada opsi yang jauh lebih efisien: transportasi umum.
Transportasi umum: hemat, praktis, ramah lingkungan
Indonesia punya jaringan transportasi umum yang cukup lengkap: kereta antarkota, bus antarprovinsi, hingga pesawat untuk jarak menengah. Dari sisi biaya, ini sering kali lebih murah dibanding memaksa EV jalan jauh.
Contoh sederhana: Jakarta--Yogyakarta. Dengan EV, butuh waktu ekstra untuk charging, sementara dengan kereta, duduk manis saja sampai tujuan. Tidak ada stres soal colokan atau estimasi baterai.
Efisiensi energi dan produktivitas
Naik transportasi umum berarti energi terdistribusi ke banyak orang. Emisi per penumpang pun jauh lebih rendah. Ditambah lagi, kita bisa pakai waktu di perjalanan untuk bekerja, membaca, atau tidur nyenyak.
Produktivitas inilah yang sering diabaikan. Dengan mobil pribadi, apalagi perjalanan jauh, seluruh energi mental habis untuk menyetir. Dengan transportasi umum, kita bisa sampai dengan badan segar.
Bagaimana kalau transportasi umum kurang fleksibel?