Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pangeran Kerinduan

14 Juni 2019   17:13 Diperbarui: 14 Juni 2019   17:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari https://data.whicdn.com/

Sebenernya Jemy itu teman kuliah Mas Redi, pacarnya Mbak Ris. Dia jadi sering ke rumah Vie karena sedang ada urusan bisnis dengan Mbak Ris. Denger-denger kabar sih, Jemy belum punya gandengan. Pernah sekali waktu kuliah, tapi putus di tengah jalan karena ceweknya ninggalin dia dengan cowok lain. Maka tambah betahlah Vie dekat-dekat Mas Cecak Rawanya itu. Jemy sendiri kelihatannya senang-senang saja kalau Vie bisa berubah sangat ceria begitu kakinya menginjakkan kaki ke rumah Vie. Bahkan Jemy bisa begitu membela Vie kalo kakak perempuannya itu mulai cerewet nyuruh ini itu. Jemy mau menjadi perisai dan pembela Vie habis-habisan.

Tapi, akhir-akhir ini, Vie jadi sebel sendiri.

Perkaranya, Mbak Ris yang dulunya membiarkan saja keceriaan Vie itu berlanjut, sekarang malah kian membatasi pertemuannya dengan Jemy. Ada saja yang menjadi alasan yang sengaja dicari-cari supaya Vie nggak berlama-lama dengan pangerannya itu. Malah kadang seperti asal saja. Pokoknya Vie nggak terlalu dekat lagi dengan Jemy. Protes Vie percumah dikeluarkan karena biar bagaimana pun Mbak Ris tetap kakaknya yang harus ia turuti.

Terpaksa deh, Vie berulangkali menelan kekecewaan seperti sore ini.

Vie sudah tahu kalau Jemy akan datang maka ia berdandan semanis mungkin. Biar pun mereka tidak janjian kemana-mana, tapi harapan indah membentang di benak Vie. Dan, ketika pangerannya datang, disambut meriahlah ia.

Belum lima belas menit lalu ia bercengkerama dengan Jemy, mendadak Mbak Ris menyuruhnya masuk kamar.

"Vie, besok kan kamu ada ulangan Matematika. Belajar gih sana. Ntar dapet nilai lima lagi kayak minggu lalu," ujar Mbak Ris dengan nada menyuruh.

"Ih. Nanti malem kan bisa," bantah Vie. "Biasanya kan juga gitu."

"Kok nunda-nunda sih?" Mbak Ris tambah sewot. "Kamu tuh kalo habis makan, biasanya nonton sinetron terus tidur deh. Kapan belajarnya?"

"Ah, Mbak nggak tau aja." Vie memeluk bantal kursi menahan kesal. "Di kamar kan Vie belajar. Nggak langsung tidur."

Mbak Ris geleng-geleng kepala. "Kamu tuh alasan ada aja yaaa..." Mbak Ris mendekati Vie, "Sekarang gini aja deh, kalau kamu pilih belajar buat ulangan besok nanti Mbak akan mau belain apa pun kalo ternyata nilai kamu anjlok lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun