"Vie bisa bela sendiri kok." Vie tambah sewot. "Kan yang ulangan juga Vie, bukan Mbak."
"Ih, ni anak!" Mbak Ris tambah kesal. Matanya menatap tak senang adiknya yang seperti tidak peduli padanya sekarang. Gejolak emosi bercampur di dada Mbak Ris. "Oke kalo gitu. Jem, kita ngorolnya di rumah Redi aja."
"Lho?" Jemy bingung sendiri.
"Sudahlah. Kalo dia yang nggak mau nurut, mending kamu aja yang nurut." Mbak Ris menggandeng paksa Jemy yang masih kebingungan dengan kondisi yang terjadi. Jemy hanya menurut sambil sempat memainkan mata buat sekadar menenangkan Vie. Sementara Vie cuma bengong, pangerannya berlalu.
`````
Vira memperhatikan muka temannya itu dengan banyak tanya. Di kantin sekolah hari ini, tidak terlalu ramai. Tapi, itu bukan alasan Vie untuk cemberut kan? Lalu, ada apa hari ini sang putri satu ini?
"Kenapa lu?" labraknya.
"Sebel!" jawab Vie singkat.
"Eh, kenapa?" Vie nggak jawab. Dia nambah merengut. Vira nggak mau nyerah. "Hm. Gara-gara ditegur Pak Gatot ya? Huuu..., sama guru preman satu itu aja ngambek. Lagian kita udah dikasih jam kosong sekarang ini. Masa sih masih ngambek?"
"Bukan."
"Trus?"